Sistem Akuntansi Penjualan

Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Penjualan

Menurut Mulyadi (2001) Penjualan adalah jumlah yang dibebankan kepada pelanggan untuk barang dagang yang dijual, baik secara tunai maupun kredit. Besar kecilnya penjualan juga tergantung dari perencanaan yang telah dibuat oleh perusahaan, misalnya perancangan tentang harga barang, tempat pemasaran,  maupun jumlah yang akan diproduksi. 

Sistem penjualan adalah sistem yang melibatkan sumber daya dalam suatu organisasi, prosedur,  data  serta  sarana  pendukung  untuk mengoperasikan  sistem penjualan,  sehingga dapat menghasilkan informasi  yang bermanfaat bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan. 

Sistem  informasi  akuntansi  penjualan  adalah  sub  sistem  informasi  bisnis  yang  mencakup  kumpulan  prosedur  yang  melaksanakan,  mencatat,  mengkalkulasi,  membuat dokumen  dan  informasi  penjualan  untuk  keperluan  manajemen  dan  bagian  lain  yang berkepentingan, dalam proses atau transaksi penjualan 

Tujuan dari  sistem  informasi  akuntansi untuk  aktivitas  penjualan  menurut  Azhar Susanto (2001: 170) adalah sebagai berikut: 

  1.  Aktivitas penjualan merupakan sumber pendapatan perusahaan. Kurang dikelolanya  aktivitas penjualan dengan baik, secara langsung akan merugikan perusahaan karena selain sasaran penjualan tidak tercapai, juga pendapatan akan berkurang. 
  2. Pendapatan  dan  hasil  penjualan  merupakan  sumber  pembayara perusahaan  oleh karenanya perlu diamankan
  3. Akibat adanya penjualan akan merubah posisi harta yang menyangkut: a).  Timbulnya  piutang kalau penjualan secara kredit atau  masuknya  uang kontan kalau penjualan secara tunai. b).  Kuantitas  barang  yang  akan  berkurang  dari  gudang  karena  penjualan  yang terjadi 

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa tujuan sistem informasi akuntansi penjualan  adalah  untuk  menghindari  penyelewengan-penyelewengan  sehingga  dapat menunjang kelancaran penjualan perusahaan.

Penjualan Tunai 

Penjualan  tunai  dilaksanakan  oleh  perusahaan  dengan  cara  mewajibkan  pembeli melakukan  pembayaran  harga  barang  lebih  dahulu  sebelum  barang  diserahkan  oleh 4 perusahaan  kepada  pembeli. Setelah  uang  diterima  oleh perusahaan,  barang  kemudian diserahkan  kepada  pembeli  dan  transaksi  penjualan  tunai  kemudian  dicatat  oleh perusahaan. 

Pada  sistem  ini,  bila  pembeli  sudah  memilih  barang  yang  akan  dibeli,  pembeli diharuskan  membayar  kebagian  kassa.  Oleh  karena  itu,  tidak  perlu  ada  prosedur pengiriman barang pada toko  penjual. Informasi yang  biasa dibutuhkan dalam  sistem penjualan tunai yaitu jumlah penerimaan kas dari penjualan tunai setiap hari dan jumlah kas yang disetorkan ke bank setiap hari. 

 Fungsi-fungsi yang Terkait dalam Sistem Penjualan Tunai 

  1.  Fungsi Penjualan. Fungsi  ini  bertanggung  jawab  untuk  menerima  order  dari  pembeli,  mengisi faktur  penjualan  tunai  dan  menyerahkan  faktur  tersebut  kepada  pembeli  untuk kepentingan pembayaran ke fungsi kas. 
  2. Fungsi Kas. Fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli. 
  3. Fungsi Gudang. Fungsi  ini  bertanggung  jawab  untuk  menyimpan  barang  yang  dipesan  oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman. 
  4. Fungsi Pengiriman. Fungsi  ini  bertanggung  jawab  untuk  mengepak  barang  dan  menyerahkan barang yang telah dibayar kepada pembeli. 
  5. Fungsi Akuntansi. Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat transaksi pada penjualan tunai  dan membuat laporan penjualan tunai yang terjadi. Mulyadi (2001: 462). 

Dokumen-dokumen yang Digunakan dalam Sistem Penjualan Tunai 

  1. Faktur Penjualan Tunai. Faktur  penjualan tunai digunakan  oleh fungsi penjualan  sebagai pengantar pembayaran oleh pembeli kepada fungsi kas dan sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi ke dalam jurnal penjualan.
  2. Pita Register Kas. Pita register kas digunakan sebagai bukti penerimaan  kas  yang  dikeluarkan oleh fungsi kas dan merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai.
  3. Credit Card Slip. Dokumen ini diisi oleh fungsi kas dan berfungsi sebagai alat untuk menagih uang tunai dari bank yang mengeluarkan kartu kredit berkaitan dengan transaksi penjualan yang telah dilakukan oleh pemegang kartu kredit.
  4. Bill of Lading. Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan penjualan barang kepada perusahaan angkutan umum.
  5. Bukti Setor Bank. Dokumen  ini  dibuat  oleh  fungsi  kas  sebagai  bukti  penyetoran  kas  ke  bank. Bukti setor  bank diserahkan  oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi ke dalam jurnal penerimaan kas.
  6. Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan. Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu periode. Mulyadi (2001, 463-468). 

Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem Penjualan Tunai 

  1. Jurnal Penerimaan Kas. Jurnal  penerimaan  kas  digunakan  oleh  fungsi  akuntansi  untuk  mencatat penerimaan kas dari penjualan tunai.
  2. Jurnal Umum. Jurnal  ini  digunakan  oleh  fungsi  akuntansi  untuk  mencatat  harga  pokok produk yang dijual.
  3. Kartu Persediaan. Kartu  persediaan  digunakan  oleh  fungsi  akuntansi  untuk  mencatat berkurangnya harga pokok produk yang dijual dan untuk mengawasi mutasi dan persediaan barang yang disimpan di gudang.
  4. Kartu Gudang. Catatan ini  digunakan untuk mencatat mutasi  dan persediaan barang yang disimpan dalam gudang. Mulyadi (2001, 468-469).

Prosedur yang Membentuk Sistem Penjualan Tunai 

  1. Prosedur Order Penjualan. Fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan membuat faktur penjualan tunai  yang  digunakan  pembeli  untuk  melakukan  pembayaran ke  fungsi kas  dan untuk memungkinkan fungsi gudang dan fungsi pengiriman menyiapkan barang yang akan diserahkan kepada pembeli. 
  2. Prosedur Penerimaan Kas. Fungsi  kas  menerima  pembayaran  dari  pembeli  dan  memberikan  tanda pembayaran yang dapat berupa pita register kas dan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai.
  3. Prosedur Penyerahan Barang. Fungsi pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli. 
  4. Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai. Fungsi  akuntansi  melakukan  pencatatan  penjualan  tunai  dalam  jurnal penjualan  dan  jurnal  penerimaan  kas.  Fungsi  akuntansi  juga  mencatat berkurangnya persediaan barang yang dijual dalam kartu persediaan.
  5. Prosedur Penyetoran Kas ke Bank. Fungsi kas menyetorkan kas yang diterima dari penjualan tunai ke bank.
  6. Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas. Fungsi  akuntansi  mencatat  penerimaan  kas  dalam  jurnal  penerimaan  kas berdasar bukti setor bank yang diterima dari bank melalui fungsi kas.
  7. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan. Fungsi  akuntansi  membuat  rekapitulasi  harga  pokok  penjualan  berdasarkan data yang dicatat dalam kartu persediaan. Mulyadi (2001, 469-470)

Unsur Pengendalian Intern dalam Sistem Penjualan Tunai 

1. Organisasi 

  • Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas 
  • Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi
  • Transaksi  penjualan  tunai  harus  dilaksanakan  oleh  fungsi  penjualan,  fungsi kas, fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi. 

2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan 

  • Penerimaan  order  dari  pembeli  diotorisasi  oleh  fungsi  penjualan  dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai
  • Penerimaan  kas  diotorisasi  oleh  fungsi  kas  dengan  cara  membubuhkan  cap “lunas”  pada  faktur  penjualan  tunai  dan  penempelan  pita  register  kas  pada faktur tersebut. 
  • Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit.
  • Penyerahan  barang  diotorisasi  oleh  fungsi  pengiriman  dengan  cara membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan tunai. \
  • Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai. 

3. Praktik yang Sehat 

  • Faktur  penjualan  tunai  bernomor  urut  tercetak  dan  pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.
  • Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja berikutnya. 
  • Penghitungan  saldo  kas  yang  ada  di  tangan  fungsi  kas  secara  periodik  dan secara mendadak oleh fungsi pemeriksa intern.

CONTOH KASUS

"Desain Sistem pada Rumah Makan Soto Ayam & Ayam Goreng Bangkong  Penjualan Tunai " 

Pramusaji  (bagian  penjualan)  menawarkan  menu  kepada  pelanggan,  kemudian  mencatat Surat Order Pesanan. Pramusaji menyerahkan Surat Order Pesanan kepada bagian juru masak untuk menyiapkan pesanan  tersebut. Setelah juru  masak menyiapkan pesanan, pramusaji mengantarkan pesanan dan membawa kembali Surat Order Pesanan. Bila pelanggan selesai makan, maka pramusaji akan  mencatat tambahan pesanan yang  diambil oleh pelanggan.

Kemudian  pramusaji  akan  mencatat  ulang  pesanan  pada  Faktur  Penjualan  sebanyak  2 rangkap dan menyobek Surat Order Pesanan. Faktur Penjualan kedua disimpan oleh bagian penjualan, sedangkan faktur penjualan pertama diserahkan ke bagian kasir untuk melakukan  pembayaran. Bila pelanggan sudah membayar, dari kasir akan menghasilkan struk penjualan sebanyak  2  rangkap.  Bagian  kasir  akan  menyerahkan  struk  penjualan  pertama  untuk pelanggan dan struk penjualan kedua beserta faktur penjualan diserahkan ke bagian admin. 

Bagian admin akan menggunakan struk penjualan kedua dan faktur penjualan tersebut untuk  membuat laporan pendapatan (penjualan) sebanyak 2 rangkap. Laporan pendapatan pertama beserta struk penjualan dan faktur penjualan akan dibuat arsip oleh bagian admin, kemudian laporan pendapatan  kedua  akan diserahkan  ke  pemilik.  Laporan  pendapatan  yang diterima oleh pemilik akan diperiksa oleh pemilik untuk menganalisa dan mengontrolpenjualan, selanjutnya laporan pendapatan tersebut akan disimpan oleh pemilik Flowchart Penjualan Tunai.

Penjualan Kredit 

Menurut Arens yang dialih bahasakan oleh Amir Abadi Yusuf (1993;352), pengertian penjualan  kredit  adalah  sebagai  berikut:  “Transaksi-transaksi  usaha  yang  melibatkan pemberian suatu produk  (barang atau jasa)  yang  ditukar  dengan janji  untuk membayar dimana  ketika  transaksi  terjadi,  pembeli  berjanji  untuk  membayar  dalam  tempo  masa tertentu.”

Berdasarkan  uraian  di  atas,  dapat  diartikan  bahwa  penjualan  yang  dilakukan  pihak penjual  kepada  pihak  pembeli  dimana  pihak  pembeli  tidak  membayar  langsung  tetapi diberi tenggang waktu untuk melakukan pembayaran kepada pihak penjual dan biasanya dalam jangka waktu satu tahun. 

Pada  umumnya,  sistem  penjualan  kredit  terdiri  dari  prosedur  pesanan  penjualan, prosedur persetujuan kredit, prosedur pengiriman barang, prosedur pembuatan faktur dan prosedur  akuntansi  penjualan  kredit.  Prosedur  pesanan  penjualan  informasi  yang dibutuhkan meliputi pesanan yang  belum dapat dipenuhi dan kesanggupan  mengirim barang di waktu tertentu. 

Fungsi-Fungsi yang Terkait dalam Sistem Penjualan Kredit 

  1. Fungsi Penjualan. Fungsi  ini  bertanggungjawab  untuk  menerima  surat  order  dari  pembeli, meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman dan dari gudang mana akan dikirim, serta mengisi surat order pengiriman. 
  2. Fungsi Kredit. Fungsi  ini  bertanggungjawab  untuk  meneliti  status  kredit  pelanggan  dan memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan. 
  3. Fungsi Gudang. Fungsi  ini  bertanggungjawab  untuk  menyimpan  barang  dan  menyiapkan barang  yang  dipesan  oleh  pelanggan,  serta  menyerahkan  barang  ke  fungsi pengiriman.   
  4. Fungsi Pengiriman. Fungsi  ini  bertanggungjawab  untuk  menyerahkan  barang  berdasarkan  surat order  pengiriman  dari  fungsi  penjualan.  Fungsi  ini  bertangungjawab  untuk menjamin bahwa tidak ada barang yang keluar dari perusahaan tanpa ada otorisasi dari yang berwenang.
  5. Fungsi Penagihan. Fungsi  ini  bertanggungjawab  untuk  membuat  dan  mengirimkan  faktur penjualan kepada pelanggan.
  6. Fungsi Akuntansi. Fungsi  ini  bertanggungjawab  untuk  mencatat  piutang  yang  timbul  dari transaksi  penjualan  kredit  dan  membuat  serta  mengirimkan  pernyataan  piutang  kepada  para  debitur,  serta  membuat  laporan  penjualan.  Fungsi  in  juga bertanggungjawab untuk mencatat harga pokok persediaan yang dijual ke dalam kartu persediaan. Mulyadi (2001, 210-213).

Dokumen-dokumen yang Digunakan dalam Sistem Penjualan Kredit 

1. Surat Order Pengiriman dan Tembusannya 

  • Surat Order Pengiriman. Surat order pengiriman merupakan  lembar  pertama  surat  order  pengiriman  yang  memberikan otorisasi kepada  fungsi pengiriman  untuk  mengirimkan  jenis  barang  yang dipesan pembeli. 
  • Tembusan Kredit (Credit Copy). Dokumen ini digunakan untuk memperoleh status kredit kepada pelanggan dan untuk mendapatkan otorisasi penjalan kredit dari fungsi kredit.
  • Surat Pengakuan. Dokumen  ini  dikirimkan  oleh  fungsi  penjualan  kepada  pelanggan  untuk memberitahu bahwa ordernya telah diterima dan dalam proses pengiriman.
  • Surat Muat (Bill of Lading). Dokumen  yang  digunakan  sebagai  bukti  penyerahan  barang  dari perusahaan kepada persahan angkutan umum. 
  • Slip Pembungkus (Packing Slip). Dokumen ini  ditempelkan pada  pembungkus barang  untuk  memudahkan fungsi penerimaan  di perusahaan  pelanggan dalam  mengidentifikasi barang-barang yang diterimanya.
  • Tembusan Gudang. Dokumen ini dikirim ke fungsi gudang untuk menyiapkan jenis barang dan menyerahkan  barang  tersebut  ke  fungsi  pengiriman,  serta  untuk  mencatat barang yang dijual ke dalam kartu gudang. 
  • Arsip Pengendalian Pengiriman. Tembusan surat  order pengiriman  yang diarsipkan oleh fungsi penjualan menurut  tanggal pengiriman yang  dijanjikan. Arsip  pengiriman merupakan sumber informasi untuk membuat laporan mengenai pesanan pelanggan yang belum dipenuhi.
  • Arsip Index Silang. Tembusan  surat  order  pengiriman  yang  diarsipkan  secara  alfabetik menurut  nama  pelanggan  untuk  memudahkan  menjawab  pertanyaan-pertanyaan dari pelanggan mengenai status pesanannya. 

2. Faktur dan Tembusannya

  • Faktur penjualan. Dokumen yang dikirim oleh fungsi penagihan kepada pelanggan.
  • Tembusan Piutang. Dokumen  yang  dikirimkan  oleh  fungsi  penagihan  ke  fungsi  akuntansi sebagai dasar untuk mencatat piutang ke dalam kartu piutang.
  • Tembusan Jurnal Penjualan. Dokumen  yang  dikirimkan  oleh  fungsi  penagihan  ke  fungsi  akuntansi sebagai dasar transaksi penjualan dalam jurnal penjualan.
  • Tembusan Analisis. Dokumen yang dikirim oleh fungsi penagihan ke fungsi akuntansi sebagai dasar untuk  menghitung  harga  pokok  penjualan  yang  dicatat  dalam  kartu persediaan, untuk analisis penjualan dan untuk perhitungan komisi wiraniaga. 
  • Tembusan Wiraniaga. Dokumen  ini  dikirimkan  oleh  fungsi  penagihan  kepada  wiraniaga  untuk  membantu bahwa order dari pelanggan yang lewat ditangannya telah dipenuhi. 

3. Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan 

Rekapitulasi harga pokok penjualan  merupakan dokumen pendukung yang digunakan untuk menghitung total harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu. Data yang dicantumkan dalam rekapitulasi harga pokok berasal dari kartu persediaan.

4. Bukti Memorial 

Dokumen sumber untuk  mencatat harga  pokok produk  yang  dijual dalam periode akuntansi tertentu. Mulyadi (2001, 214-216) 

Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem Penjualan Kredit 

  1. Jurnal Penjualan. Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi penjualan.
  2. Kartu Piutang. Kartu piutang merupakan buku  pembantu yang berisi rincian mutasi piutang perusahaan kepada tiap-tiap debiturnya.
  3. Kartu Persediaan. Kartu persediaan merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi setiap jenis persediaan.
  4. Kartu Gudang. Catatan yang diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan fisik barang yang disimpan di gudang.
  5. Jurnal Umum. Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu. Mulyadi (2001, 219).

Prosedur yang Membentuk Sistem Penjualan Kredit 

  1. Prosedur Order Penjualan. Fungsi  penjualan  menerima  order  dari  pembeli  dan  mencatatnya  pada  surat order penjualan. Fungsi penjualan kemudian membuat surat order pengiriman dan mengirimkannya  kepada  berbagai  fungsi  agar  fungsi  tersebut  memberikan kontribusi dalam melayani order dari pembeli. 
  2. Prosedur Persetujuan KreditFungsi  penjualan  meminta  persetujuan  penjualan  kredit  kepada  pembeli tertentu dari fungsi kredit.
  3. Prosedur Pengiriman. Fungsi  pengiriman  mengirimkan  barang  kepada  pembeli  sesuai  dengan informasi dalam surat order pengiriman yang diterima dari fungsi pengiriman.
  4. Prosedur Penagihan. Fungsi  penagihan  membuat  faktur  penjualan  dan  mengirimkannya  kepada pembeli.
  5. Prosedur Pencatatan Piutang. Fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur penjualan ke dalam kartu piutang.
  6. Prosedur Distribusi Penjualan. Fungsi akuntansi mendistribusikan data penjualan menurut informasi yang diperlukan oleh manajemen.
  7. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan. Fungsi  akuntansi mencatat secara  periodik total harga  pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi tertentu.

Unsur Pengendalian Intern dalam Sistem Penjualan Kredit 

1. Organisasi 

  • Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit.
  • Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi kredit.
  • Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas.
  • Transaksi  penjualan  kredit  harus  dilaksanakan  oleh  fungsi  penjulan,   fungsi kredit, fungsi pengiriman, fungsi pengaihan, dan fungsi akuntansi. 

2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan 

  • Penerimaan  order  dari  pembeli  diotorisasi  oleh  fungsi  penjualan  dengan menggunakan formulir surat order pengiriman.
  • Persetujuan  pemberian  kredit  diberikan  oleh  fungsi  kredit  dengan membubuhkan tanda tangan pada credit copy.
  • Pengiriman  barang  kepada  pelanggan  diotorisasi  oleh  fungsi  pengiriman dengan  cara  menandatangani  dan  membubuhkan  cap  “sudah  dikirim”  pada copy surat order pengiriman.
  • Penetapan  harga  jual,  syarat  penjualan,  syarat  pengangkutan  barang,  dan potongan penjualan berada di tangan Direktur Pemasaran dengan penerbitan surat keputusan.
  • Terjadinya  piutang  diotorisasi  oleh  fungsi  penagihan  dengan  membubuhkan  tanda tangan pada faktur penjulan. 
  • Pencatatan ke  dalam  kartu  piutang dan  ke  dalam  jurnal  penjualan,  jurnal penerimaan  kas,  dan  jurnal  umum  diotorisasi  oleh  fungsi  akuntansi  dengan cara memberikan tanda tangan pada dokumen sumber.
  • Pencatatan terjadinya piutang didasarkan pada faktur penjualan yang didukung dengan surat order pengiriman dan surat muat. 

3. Praktik yang sehat 

  • Surat  order  pengiriman  bernomor  urut  tercetak  dan  pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan. 
  • Faktur  penjualan  bernomor  urut  tercetak  dan  pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penagihan. 
  • Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang kepada setiap debitur  untuk  menguji  ketelitian  catatan  piutang  yang  diselenggarakan  oleh fungsi tersebut. 
  • Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening kontrol piutang dalam buku besar.

   Penjelasan dari Flowchart Sistem Akuntansi Penjualan Kredit 

   1.  Bagian Marketing Penjualan 

  • Menerima surat PO dari Customer sebanyak 2 lembar yaitu dapat melalui 3 jalur, yaitu Via email, Via fax, dan Via sales.
  • Setelah menerima PO, maka akan dilakukan proses pengecekan kelengkapan PO tersebut.
  • Setelah proses pengecekan PO, maka akan langsung dilakukannya proses pengecekan stock barang di gudang dengan kondisi sbb : a). Jika stock barang di gudang tidak mencukupi, maka proses pesanan tersebut akan dipending dan mengkonfirmasikan kembali kepada pihak customer. b). Jika stock barang di gudang telah mencukupi, maka proses pesanan tersebut akan langsung diproses.
  • Setelah itu melakukan negosiasi harga dan barang kepada customer.
  • Setelah itu membuat SPPB (Surat Perintah Pengiriman Barang) sebanyak 2 lembar yang berdasarkan pada PO yang diterima.
  • Kemudian, membuatkan SC (surat Confirm) sebanyak 3 lembar yang berdasarkan pada SPPB yang talah dibuat.
  • Setelah dokumen terkumpul, maka akan langsung dikirim : a). SC lembar 2 dan SPPB lembar 1 ke bagian gudang, b). SC lembar 3 ke customer sebagai surat pemberitahuan, c). SPPB lembar 2 ke bagian pengiriman, d). PO lembar 2 ke bagian penagihan.
  • Setelah itu melakukan pengarsipan pada surat PO lembar 1 dan SC lembar 1. 

2. Bagian Gudang 

  • Menerima SC lembar 2 dan SPPB lembar 1 dari bagian marketing penjualan. 
  • Setelah itu, membuat SJ (surat Jalan) sebanyak 3 lembar yang berdasarkan pada SC dan SPPB yang telah diterima.
  • Setelah dokumen terkumpul semua, maka bagian gudang menyiapkan barang  sesuai dengan pesanan.
  • Kemudian dilakukan penyerahan barang kepada bagian pengiriman disertai dengan membawa SC lembar 2 dan SJ lembar 2&3. 
  • Melakukan pencatatan kartu gudang yang berisi data kuantitas barang yang disimpan digudang berserta mutasinya. 
  • Melakukan pengarsipan pada SJ lembar 1 dan SPPB lembar 1 

3. Bagian Pengiriman 

  • Menerima SPPB lembar 2 dari bagian marketing penjualan dan SC lembar 2, SJ  lembar 2&3 dari bagian gudang yang disertai dengan membawa barang. 
  • Mencocokan barang yang diterima dengan dokumen-dokumen yang terkait. 
  • Setelah itu, membuatkan surat LPB (Laporan Penerimaan Barang) sebanyak 2 lembar. 
  • Setelah pembuatan LPB, maka langsung melakukan pengiriman barang ke pihak customer berserta dengan membawa dokumen terkait seperti SPPB lembar 2, SJ lembar 2&3, LPB lembar 1. 
  • Kemudian setelah itu melakukan pengarsipan LPB pada lembar ke 2.
  • Setelah proses pengiriman barang sampai ke pihak customer lalu pihak customer mengkonfirmasikan kembali kepada bagian pengiriman dengan mengembalikan surat LPB lembar 1 dan SJ lembar 3 yang sebelumnya sudah diberi tanda tangan oleh pihak customer.
  • Kemudian menyerahkan SC lembar 2 dan LPB lembar 1 yang sudah ditanda tangani ke bagian penagihan. 
  • Lalu setelah itu melakukan pengarsipan pada SJ lembar 3 yang sudah ditanda tangani. 

4. Bagian Penagihan 

  • Menerima dokumen PO lembar 2 dari bagian marketing penjualan dan SC lembar 2, LPB lembar 2 dari bagian pengiriman.
  • Setelah menerima dokumen lalu membuatkan surat Faktur Pajak (FP) sebanyak 3 lembar yang berdasarkan pada PO, SC dan LPB yang diterima. 
  • Kemudian melakukan penyerahakan dokumen ke bagian akuntansi berupa FP lembar 1,2, &3, dan PO lembar 2.
  • Setelah itu melakukan pengarsipan pada dokumen SC lembar 2 dan LPB lembar 2. 

5.  Bagian Akuntansi 

  • Menerima dokumen FP lembar 1,2,&3 dan PO lembar 2 dari bagian penagihan.
  • Kemudian membuatkan dokumen Invoice sebanyak 3 lembar berdasarkan pada FP dan PO yang diterima.
  • Kemudian setelah itu membuatkan Kwitansi sebanyak 2 lembar berdasarkan pada Invoice yang dibuat.
  • Setelah semua dokumen terkumpul, lalu memberikan tanda tangan pada dokumen-dokumen tesebut.
  • Kemudian dokumen-dokumen tersebut diserahkan kembali ke bagian penagihan berupa FP lembar 1&2, Kwitansi lembar 1 dan Invoice lembar 1&2 dan PO lembar 2. Dokumen-dokumen ini digunakan untuk melakukan penagihan piutang kepada customer. 
  • Setelah itu melakukan pengarsipan pada dokumen FP lembar 3, Kwitansi lembar 2 dan Invoice lembar 3. 

6. Bagian Penagihan (lanjutan) 

  • Menerima dokumen dari bagian keuangan yang sudah diberi tanda tangani yaitu berupa : Kwitansi lembar 1, FP lembar 1&2, PO lembar 2 dan Invoice lembar 1&2. 
  • Kemudian melakukan penagihan kepada pihak customer sesui dengan jatuh tempo yang telah ditentukan dengan membawa dokumen Kwitansi lembar 1, PO lembar 2, Invoice lembar 1, FP lembar 1. 
  • Setelah itu melakukan pengarsipan dokumen FP lembar 2 dan Invoice lembar 2.  
  • END

Visit My YouTube Channel :

Referensi

Cc: Ningsih, Siti Sri. 2021. Makalah Sistem Akuntansi Penjualan. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi-STIKI. Makassar.

Aefin,  Nita  Erfina  Nur.  Sistem  Informasi  Pengelolaan  Transaksi  Penjualan.  Semarang:  Universitas Dian Nuswantoro. 

Baridwan, Zaki. 2002.  Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan  Metode.  Edisi  Kelima. Yogyakarta: Badan Penerbit FE-UGM. 

Hikmawati,  Juliana  Dwi  dan  Rizal  Effendi.  2013.  Analisis  Sistem  Informasi  Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas pada CV. Lestari Motorindo. STIE MDP. 

Midjan, La dan Azhar Susanto. 2001. Sistem Informasi Akuntansi 1. Edisi Delapan. Bandung: Lingga Jaya. 

Midjan,  La  dan  Azhar  Susanto.  1999.  Sistem  Informasi  Akuntansi.  Bandung:  Lembaga  Informatika.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Tiga. Jakarta: Salemba Empat.

Pratomo,  Chrisnanto  Agung.  2010. Evaluasi  Sistem  Penjualan  Kredit  pada  PT.  Dexa  Inti  Utama. Surakarta: Universitas Negeri Sebelas Maret. 

Wandi, Apri. Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai pada Toko Sumber  Sthil. Semarang: Universitas Dian Nuswantoro. 

Widjajanto, Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Erlangga. 

Yusuf,  Amir  Abadi.  1993.  Auditing  Pendekatan  Terpadu.  Edisi  Kelima.  Jakarta:  Salemba  Empat. 

Comments

Popular posts from this blog

Sistem Informasi Akuntansi : Model Umum Sistem Informasi Akuntansi

FILSAFAT BISNIS DAN KAITANNYA DENGAN ETIKA

Organisasi Non Laba dan Non Pemerintahan (Universitas dan Rumah Sakit)