Jenis Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas yang dapat digunakan manajemen untuk mengambil keputusan terdiri dari beberapa jenis. Penggunaan rasio yang diinginkan sangat tergantung dari keinginan manajemen perusahaan. Artinya lengkap tidaknya rasio aktivitas yang akan digunakan tergantung dari kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai pihak manajemen perusahaan tersebut.
Secara umum apabila seluruh rasio aktivitas yang ada digunakan, akan mampu memperlihatkan efektivitas perusahaan secara maksimal, jika dibandingkan dengan penggunaan hanya sebagian saja.

Jenis-Jenis Rasio Aktivitas

Berikut ini ada beberapa jenis rasio aktivitas yang dirangkum dari beberapa ahli keuangan, yaitu:

  1. Perputaran piutang (receivable turn over)
  2. Hari rata-rata penagihan piutang (Days of receivable)
  3. Perputaran persediaan (inventory turn over)
  4. Hari rata-rata penagihan persediaan (days of inventory)
  5. Perputaran modal kerja (working capital turn over)
  6. Perputaran aktiva tetap (fixed assets turn over)
  7. Perputaran aktiva (assets turn over).

Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)

Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Semakin tinggi rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah (bandingkan dengan rasio tahun sebelumnya) dan tentunya kondisi ini bagi perusahaan semakin baik. Sebaliknya jika rasio semakin rendah ada over investment dalam piutang. Hal yang jelas adalah rasio perputaran memberikan pemahaman tentang kualitas piutang dan kesuksesan penagihan piutang.

Rumus untuk mencari receivable turn over adalah sebagai berikut:

Receivable Turn Over = Penjualan kredit ÷ Rata-rata piutang

atau

Receivable Turn Over = Penjualan kredit ÷ Piutang

Bagi bank yang akan memberikan kredit perlu juga menghitung hari rata-rata penagihan piutang (days of receivable). Hasil perhitungan ini menunjukkan jumlah hari (berapa hari) piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih dan rasio ini juga disebut days sales uncollected.

Untuk menghitung hari rata-rata penagihan piutang (days of receivable) dapat digunakan rumus sebagai berikut:

Days of Receivable = Piutang rata-rata × 360 ÷ Penjualan kredit

atau

Days of Receivable = Jumlah hari dalam 1 tahun ÷ Perputaran piutang

J. Fred Weston menyebutkan rata-rata jangka waktu penagihan adalah ukuran perputaran piutang yang dihitung dalam dua tahapan berikut:

1. Penjualan per hari

Penjualan Per Hari = Penjualan ÷ 360

2. Hari lamanya penjualan terikat dalam bentuk piutang

Rata-Rata Jangka Waktu Penagihan = Piutang ÷ Penjualan per hari

Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)

Perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan (inventory) ini berputar dalam suatu periode. Rasio ini dikenal dengan nama rasio perputaran persediaan (inventory turn over). Dapat diartikan pula bahwa perputaran persediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah barang persediaan diganti dalam satu tahun. Semakin kecil rasio ini, semakin jelek pula sebaliknya.

Cara menghitung rasio perputaran persediaan dilakukan dengan dua cara, yaitu: membandingkan antara harga pokok barang yang dijual dengan nilai persediaan dan membandingkan antara nilai persediaan. Apabila rasio yang diperoleh tinggi, ini menunjukkan perusahaan bekerja secara efisien dan likuid persediaan semakin baik. Demikian pula apabila perputaran persediaan rendah berarti perusahaan bekerja secara tidak efisien atau tidak produktif dan banyak barang persediaan yang menumpuk. Hal ini akan mengakibatkan investasi dalam tingkat pengembalian yang rendah.

Rumusan untuk mencari inventory turn over dapat digunakan dengan dua cara sebagai berikut:

1. Menurut James C Van Horne

Inventory Turn Over = Harga pokok barang yang dijual ÷ Persediaan

2. Menurut J Fred Weston

Inventory Turn Over = Penjualan ÷ Persediaan

Kemudian, untuk mengetahui berapa hari rata-rata persediaan tersimpan dalam gudang, dapat dicari dengan cara membagikan jumlah hari dalam satu tahun dibagi perputaran persediaan, yaitu:

Hari = 360 ÷ Inventory turn over

Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)

Perputaran modal kerja merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu. Artinya seberapa banyak modal kerja berputar selama suatu periode atau dalam suatu periode. Untuk mengukur rasio ini, kita membandingkan antara penjualan dengan modal kerja atau dengan modal kerja rata-rata.

Dari hasil penilaian, apabila perputaran modal kerja yang rendah, dapat diartikan perusahaan sedang kelebihan modal kerja. Hal ini mungkin disebabkan karena rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau saldo kas yang terlalu besar. Demikian pula sebaliknya jika perputaran modal kerja tinggi, mungkin disebabkan tingginya perputaran persediaan atau perputaran piutang atau saldo kas yang terlalu kecil.

Rumus yang digunakan untuk mencari perputaran modal kerja adalah sebagai berikut:

Perputaran Modal Kerja = Penjualan bersih ÷ Modal kerja rata-rata

atau

Perputaran Modal Kerja = Penjualan bersih ÷ Modal kerja

Perputaran Aset Tetap (Fixed Assets Turn Over) 

Fixed assets turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. Atau dengan kata lain, untuk mengukur apakah perusahaan sudah menggunakan kapasitas aktiva tetap sepenuhnya atau belum. Untuk mencari rasio ini, caranya adalah membandingkan antara penjualan bersih dengan aktiva tetap dalam suatu periode.

Rumus untuk mencari fixed assets turn over dapat digunakan sebagai berikut:

Fixed Asstes Turn Over = Penjualan ÷ Total total aktiva tetap

Apabila terjadi penurunan rasio dari satu periode ke periode lainnya, berarti kondisi perusahaan sangat tidak menggembirakan. Lebih-lebih lagi jika dibandingkan dengan rata-rata industri untuk total assets turn over yang lebih tinggi, berarti perusahaan belum mampu memaksimalkan kapasitas aktiva tetap yang dimiliki jika dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.

Perputaran Total Aset (Total Assets Turn Over)

Total assets turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.

Rumus untuk mencari total assets turn over adalah sebagai berikut:

Total Assets Turn Over = Penjualan ÷ Total Aktiva

Apabila terjadi penurunan rasio dari satu periode ke periode yang lainnya, maka kondisi perusahaan sangat tidak menggembirakan. Kemudian, jika dibandingkan dengan rata-rata industri untuk total assets turn over yang lebih tinggi, berarti perusahaan belum mampu memaksimalkan aktiva yang dimiliki. Perusahaan diharapkan meningkatkan lagi penjualannya atau mengurangi sebagian aktiva yang kurang produktif.

Visit My YouTube Channel :

Referensi

Kasmir, 2012. Analisis Laporan Keuangan. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Comments

Popular posts from this blog

Sistem Informasi Akuntansi : Model Umum Sistem Informasi Akuntansi

Organisasi Sektor Publik : Pengertian, Ruang Lingkup, Perkembangan, Tujuan, Karakteristik, Jenis Jenis, Perbedaan, dan Persamaan Organisasi Sektor Publik dan Sektor Swasta

FILSAFAT BISNIS DAN KAITANNYA DENGAN ETIKA