Sistem Pertahanan Tubuh dan Manfaat Imunisasi

Dalam memerangi kuman penyakit baik itu virus, bakteri maupun zat asing yang lain tubuh membutuhkan sistem pertahanan. Sistem pertahanan awal yang melindungi tubuh berupa kulit dan jaringan epitel yang terkadang menghasilkan mukus atau menyekresi zat-zat seperti HCL. Sistem pertahanan yang kedua, yaitu berupa antibodi yang dihasilakan oleh limfosit. Limfosit membentuk dua macam sel, yaitu sel B dan sel T.

Visit My YouTube Channel :

Pada masa perlawanan terhadap antigen, antibodi membelah diri dan diferensiasi membentuk dua klon. Klon pertama untuk melawan antigen yang masuk tubuh tersebut. Klon kedua berupa sel memori. Sel memori berfungsi mengenali dan bertindak cepat terhadap antigen sejenis yang akan masuk di kemudian hari.

Imunisasi merupakan cara membuat tubuh agar tahan terhadap penyakit. Ada dua macam sistem pertahanan yang diproses oleh tubuh, yaitu pertahanan pasif dan pertahanan aktif.

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh. Agar tubuh membuat zat anti untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan (misalnya vaksin BCG, DPT dan campak) dan melalui mulut (misalnya vaksin polio). (Hidayat, 2008, p54).

Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat ini, penyakit-penyakit tersebut adalah difteri, tetanus, batuk rejan (pertusis), campak (measles), polio dan tuberkulosis. (Notoatmodjo, 2003).

Pengertian Sistem Pertahanan Tubuh

Sistem pertahanan tubuh merupakan suatu sistem yang bekerjasama dan berfungsi memerangi pengaruh faktor yang berasal dari lingkungan atau dari dalam tubuh sendiri. Pengaruh dari luar (lingkungan) dapat berupa virus, bakteri, paparan zat kimia, jamur, cacing dan lain-lain. Adapun pengaruh dari dalam tubuh dapat brupa sel-sel kanker yang terjadi akibat mutasi. Berdasarkan cara perolehannya, sistem pertahanan tubuh terbagi menjadi sistem pertahanan alami dan sistem pertahanan buatan.

1. Sistem Pertahanan Alami

Sistem pertahanan tubuh sering dikenal sebagai sistem kekebalan. Kekebalan ini berupa pertahanan tubuh yang paling dasar. Manusia mempunyai sitem pertahanan ini sejak lahir. Pertahanan alami merupakan perlindungan lapis pertama pada tubuh selama tubuh belum membentuk antibodi. Pertahanan alami bersifat non-spesifik, karena tidak bersifat khusus terhadap zat asing tertentu. Adanya jaringan epitel yang melindungi organ bagian dalam dapat dikatakan merupakan salah satu contoh bentuk pertahanan alami. Kuman dan penyakit yang banyak tersebar di udara tidak dengan mudah masuk di dalam tubuh anda. Hal ini disebabkan, manusia memiliki kulit yang berfungsi melindungi. Bagian-bagian kulit yang berlapis, menguntungkan sistem pertahananan tubuh anda. Apabila suatu lapisan kulit tergores dan ada zat asing yang masuk ke dalamnya, maka bagian kulit lapisan berikutnyalah yang berfungsi menahan masuknya zat tersebut ke jaringan yang lebih dalam.

Jaringan epitel tersusun oleh beberapa bentuk sel. Masing-masing bentuk sel memiliki keistimewaan masing-masing. Jaringan epitel yang ujung selnya bersilia umumnya terdapat pada dinding saluran dalam sistem organ tubuh, misalnya epitel silindris selapis pada saluran pernapasan atas. Dalam jaringan tersebut, kuman/zat asing yang masuk ke dalam laring akan dipaksa keluar. Bersin merupakan salah satu bentuk hasil aktivitas pertahanan pertama tubuh melalui jaringan epitel dalam alat pernapasan. Selain dengan silia, mikroba dapat dihalau dengan adanya mukus. Mikroba yang masuk melalui makanan akan tertahan di dalam mukus (cairan kental yang dihasilkan sel-sel membran mukosa). Mikrobia yang terjerat mukus selanjutnya akan dimatikan oleh asam lambung. Asam lambung yang memiliki pH4 tersebut akan menganggu kerja enzim-enzim dalam organisme pengganggu tersebut akibatnya organisme tersebut akan mati.

Sistem pertahanan alami dapat berupa adanya kulit, serta adanya silia dan mukus pada jaringan epitel. Pertahanan alami ada juga yang berupa senyawa kimia, misalnya oksigen dan enzim. Oksigen yang dihirup dari udara ke dalam paru-paru akan terikat oleh heme yang terdapat dalam eritrosit. Adanya oksigen ini akan menimbulkan tekanan. Tekanan oksigen dalam darah dapat membunuh mikroorganisme yang bermaksud menyerang pertahanan tubuh alami.  Enzim tertentu juga dikenal sebagai sistem pertahanan tubuh alami. Enzim tersebut adalah lisosim. Lisosim dapat merusak dinding mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh. Hilangnya dinding sel pada mikroorganisme tersebut akan menyebabkan kematian baginya.

Apabila mikroorganisme (kuman dan bibit penyakit) dapat menembus perlindungan lapis pertama pada tubuh, sebelum terbentuk antibodi (sistem kekebalan buatan), mikroorganisme tersebut akan menghadapi perlindungan lapis kedua. Perlindungan lapis kedua ini juga bersifat nonspesifik, meliputi neotrofil, monosit, dan natural killer (NK).

Mikroorganisme berupa kuman penyakit yang masuk ke tubuh dan merusak sel perlindungan lapis pertama menyebabkan sel-sel yang rusak terebut, menghasilkan zat-zat kimia tertentu. Dengan adanya zat kimia tersebut, neutrofil akan terpanggil. Selanjutnya, neutrofil akan memakan kuman-kuman tersebut secara fogositosis.neutrofil merupakan salah satu bentuk leukosit yang jumlahnya mencapai hamper 60%-90% dari jumlah totalleukosit dalam tubuh.

Selain neutrofil, leukosit juga mengahsilkan monosit. Jumlah monosit hanya sekitar 5% dari jumlah total leukosit. Akan tetapi, pertahanan yang dilakukan monosit terhadap kuman jauh lebih efektif dibandingkan neutrofil. Oleh karena itu, monosit disebut bersifat makrofag (fagosit terbesar). Dengan menjulurkan pseudopodianya, monosit akan memangsa kuman penyakit. Natural Killer (sel pembunuh alami) berbeda dengan neutrofil dan monosit sebab NK ini tidak bersifat fogosit. NK bekerja melindungi tubuh dengan membuat membran sel kuman menjadi lisis. Karena dinding sel yang luruh, maka sel kuman mati.

Tubuh selain menyerang zat-zat asing dengan cara-cara tersebut di atas juga melakukan suatu sistem pertahanan yang unik. Demam atau panas tubuh di atas suhu badan normal dihasilkan oleh tubuh untuk mematikan kuman-kuman tersebut. Suhu yang naik sekitar 2 atau 3 °C di dalam tubuh mengakibatkan kuman-kuman penyakit mati. Gejala demam ini timbul akibat tubuh memproduksi senyawa kimia interleukin. Ini merupakan respon adanya serangan kuman penyakit terhadap tubuh yang terluka.

2. Sistem Pertahanan Buatan

Leukosit memiliki peran penting pada sistem pertahanan alami, terutama neutrofil dan monosit. Berbeda dengan keduanya, leukosit yang satu ini (limfosit) justru berperan pada sistem pertahanan buatan. Senyawa penting dalam sistem pertahanan buatan adalah antibodi yang dihasilkan oleh limfosit. Pada tubuh manusia, limfosit dibedakan menjadi dua, yaitu limfosit B (sel B) dan limfosit T (sel T). Sel B inilah yang menghasilkan antibodi. Sebenarnya, sel B dan sel T memiliki kemampuan yang sama, yaitu melawan zat-zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Sel B berfungsi menghasilkan antibodi ketika ada kuman masuk. Adapun sel T tidak menghasilkan sekret seperti anitibodi, tetapi meningkatkan produksi antibodi (oleh sel B) yang nantinya juga mematikan kuman.

Sel T dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sel penolong, sel penahan, dan sel pembunuh. Sel penolong menstimulasi plasma sel dalam memproduksi antibodi dan mengaktifkan sel fagosit dalam pembuluh darah. Apabila seorang terinfeksi HIV, maka sel penolonglah yang diserang oleh virus ini. Oleh karena itu, penderita AIDS menjadi mudah terserang penyakit. Sel penahan berperan dalam mengaktifkan sel plasma dan sel fagosit. Sel pembunuh memusnahkan badan sel yang teridentifikasi oleh opsonim atau oleh antigen yang terdapat pada membran plasma. Misalnya sel diserang oleh virus yang membawa virus antigen pada membaran plasma, maka sel pembunuh akan memusnahkannya sebelum replikasi virus tersebut terjadi. 

Sistem pertahanan buatan yang dilakukan oleh limfosit ini bersifat spesifik. Hal ini berarti, setiap perlawanan antibodi terhadap zat asing (antigen) adalah spesifik/tertentu. Jadi, satu macam antibodi hanya melawan 1 macam antigen. Apabila antigen masuk dalam tubuh berbeda, maka jenis antibodi yang dibentuk oleh tubuh juga akan lain lagi.

Mekanisme Perlawanan pada Sistem Pertahanan Buatan

Sel B dan sel T memiliki reseptor antigen pada membran plasmanya. Ketiga antigen masuk dalam tubuh, reseptor antigen pada sel B akan mengikatnya. Untuk satu jenis antigen, sel B memiliki satu jenis reseptor spesifik. Reseptor antigen khusus pada sel B disebut antibodi membran.

Apabila suatu antigen (misal antigen A) masuk dalam tubuh dan mampu melewati pelindung lapis pertama dan kedua pada sistem pertahanan alami, maka sel limfosit B dan sel limfosit T yang memiliki reseptor antigen A akan membelah dan berdiferensiasi. Hasil pembelahan dan diferensiasi tersebut akan membentuk dua klon. Klon pertama menghasilkan  sel-sel efektor, sedangkan klon kedua menghasilkan sel-sel memori. Sel-sel efektor memiliki umur pendek dan berfungsi untuk memerangi antigen A yang masuk dalam tubuh tersebut. Adapun sel memori berumur panjang dan memilki reseptor antigen A. fungsi reseptor antigen A pada sel memori untuk mengingat, misalnya apabila suatu saat antigen A masuk ke dalam tubuh lagi, maka tubuh dengan cepat akan melawannya. Terbentuknya dua klon akibat proses pembelahan dan diferensiasi ini disebut seleksi klonal.

Tanggapan berupa perbanyakan dan diferensiasi limfosit spesifik akibat masuknya jenis antigen tertentu pada saat tubuh pertama kali disebut sebagai respon pertahanan primer. Jika antigen A masuk pertama kali pada tubuh, sel B akan menanggapinya dengan membentuk antibodi. Waktu yang diperlukan oleh tubuh untuk membentuk antibodi sedikit lama. Bahkan selama masa pembentukan (perbanyakan dan diferensiasi) antibodi tersebut, orang yang tubuhnya dimasuki kuman itu akan sakit. Apabila kemudian antibodi menang melawan antigen, maka orang tersebut akan sehat dan memiliki sel memori untuk melawan antigen yang sama di waktu yang akan datang. Oleh karena itu, jika suatu saat orang tersebut dimasuki oleh antigen (kuman) berjenis sama, tubuh orang tersebut akan mengaktifkan sel-sel memori yang telah terbentuk sebelumnya. Waktu untuk menanggapi dan melawan kuman tersebut cenderung lebih pendek dibandingkan respon pertahanan primer. Hal ini disebut respon pertahanan sekunder.

Imunisasi

Imunisasi merupakan salah satu cara untuk membuat tubuh menjadi tahan terhadap penyakit, yaitu dengan memasukkan kuman dari luar tubuhke dalam tubuh secara sengaja. Ada dua macam cara yang digunakan untuk memperoleh pertahanan tersebut, yaitu pertahanan pasif dan pertahanan aktif.

1. Pertahanan pasif

Pertahanan pasih merupakan pertahanan yang diberikan kepada individu dan bersifat sementara. Pertahanan ini diberikan kepada tubuh yang sakit untuk melawan antigen yang sudah ada. Dalam pertahanan pasif, tubuh tidak membentuk antibodi karena menerima antibodi yang sudah “jadi”.

2. Pertahanan Aktif

Pertahanan aktif merupakan pertahanan yang menyebabkan tubuh membentuk antibodi, misalnya melalui pemberian vaksin ke dalam tubuh yang sehat. Vaksin berperan sebagai antigen yang akan memacu tubuh membentuk antibodi guna melawan antigen tersebut. Dengan demikian, tubuh aktif membentuk pertahanan dan pertahanan yang ditimbulkan disebut pertahanan aktif.

Semua tingkatan umur manusia baik bayi, anak-anak, remaja, dewasa, maupun orang tua semuanya rentan terhadap penyakit. Sebenarnya, penyakit ini dapat dicegah atau dilawan antibodi dengan cepat, asalkan sudah ada sel memori pada sel limfosit B sebelumnya. Untuk itu, pemerintah dari berbagai negara biasanya mengalakkan program imunisasi. Imunisasi yang diberikan pada anak balita meliputi perlindungan terhadap penyakit difteri, tetanus, hepatitis B, polio, campak, dan lain-lain.

Secara umun tujuan imunisasi antara lain: 

  1. Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular
  2. Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular
  3. Imunisasi menurunkan angka mordibitas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) pada balita

Manfaat imunisasi antara lain:

  1. Untuk anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian.
  2. Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
  3. Untuk negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.
Macam-macam imunisasi dasar
  1. Imunisasi Bacillus Celmette-Guerin (BCG). Imunisasi BCG berfungsi untuk mencegah penularan Tuberkulosis (TBC) tuberkulosis disebabkan oleh sekelompok bakteria bernama Mycobacterium tuberculosis complex.
  2. Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus). Imunisasi DPT bertujuan untuk mencegah 3 penyakit sekaligus, yaitu difteri, pertusis, tetanus. 
  3. Imunisasi campak. Imunisasi campak ditunjukkan untuk memberi kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
  4. Imunisasi polio. imunisasi yang bertujuan untuk mencegah penyakit poliomyelitis.
  5. Imunisasi hepatitis B. ditujukan untuk memberi tubuh berkenalan terhadap penyakit hepatitis B, disebabkan oleh virus yang telah mempengaruhi organ liver (hati).

Referensi

Riandari, Henny. 2007. Sains Biologi 2. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Comments

Popular posts from this blog

Cara Mencatat Dividen, Pembelian, Penjualan, Akuisisi, dan Pendapatan pada Investasi Saham

Organisasi Sektor Publik : Pengertian, Ruang Lingkup, Perkembangan, Tujuan, Karakteristik, Jenis Jenis, Perbedaan, dan Persamaan Organisasi Sektor Publik dan Sektor Swasta

Organisasi Non Laba dan Non Pemerintahan (Universitas dan Rumah Sakit)