Laporan Keuangan (Financial Statements) : Pengertian, Tujuan, Sifat, Bentuk, Keterbatasan, dan Arti Penting Laporan Keuangan
Arti Penting Laporan Keuangan
Setiap perusahaan menggunakan laporan keuangan untuk melihat bagaimana kondisi perusahaan selama periode tertentu. Setiap data transaksi yang tercatat akan menjadi bukti keabsahan transaksi dalam bisnis selama periode tertentu. Banyak sekali alasan kenapa laporan keuangan sangat penting. Baik bagi pihak internal maupun pihak eksternal suatu perusahaan atau entitas bisnis. Berikut beberapa alasan mengapa laporan keuangan sangat penting bagi perusahaan antara lain:
- Memberikan informasi jelas tentang kondisi keuangan perusahaan, untuk para calon investor yang hendak melakukan investasi ke perusahaan tersebut. Dengan mengetahui kondisi keuangan perusahaan, investor bisa menentukan bagaimana kinerja perusahaan. Sehingga investor bisa memperhitungkan berapa banyak keuntungan yang bisa diambil ketika melakukan investasi ke perusahaan tersebut.
- Dari sudut pandang pelanggan, laporan keuangan bisa menjadi pegangan untuk percaya dengan suatu perusahaan. Jika pelanggan terikat kontrak jangka panjang, laporan keuangan yang stabil berarti perusahaan berjalan dengan lancar dan kondisi perusahaan aman, tetapi jika laporan keuangan berantakan dan tiba-tiba perusahaan harus mendeklarasikan kebangkrutan atau pailit, maka pelanggan dengan kontrak jangka panjang akan dirugikan untuk perkara ini.
- Bagi karyawan perusahaan, laporan keuangan memberitahukan kondisi perusahaan. Mengingat para karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut bergantung pada gaji dari perusahaan, maka dengan laporan keuangan yang stabil tentunya karyawan akan lebih percaya kepada perusahaan. Karyawan pun merasa betah bekerja di perusahaan.
- Untuk pemegang saham, perusahaan dengan kondisi keuangan yang stabil tentunya akan lebih dipercaya. Bagi para pemegang saham, jika suatu perusahaan memiliki kondisi keuangan yang stabil dan baik, berarti peluang sahamnya bernilai tinggi adalah kesempatan yang bagus. Sebaliknya, jika kondisi keuangan perusahaan tidak stabil, hal ini membuat pemegang saham khawatir akan merugi.
- Bagi perusahaan itu sendiri, laporan keuangan menjadi evaluasi tentang kondisi keuangan perusahaan. Dari laporan keuangan perusahaan bisa mengetahui mana aset yang berharga, mana produk yang paling tinggi terjual hingga produk yang kurang disukai atau kurang diminati oleh pasar. Dengan data tersebut, perusahaan dapat mengambil langkah diperiode selanjutnya. Misalnya, dengan memperbaiki produk yang kurang disukai atau diminati oleh masyarakat agar lebih bisa diterima masyarakat ke depannya.
Pengertian laporan keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Harus dibedakan antara pengertian pelaporan keuangan dan laporan keuangan. Pelaporan keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan penyampaian informasi keuangan. Aspek-aspek tersebut antara lain lembaga yang terlibat misalnya, penyusunan standar, badan pengawas dari pemerintah atau pasar modal, organisasi profesi, dan entitas pelapor, serta peraturan yang berlaku termasuk PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum atau Generally Accepted Accounting Principles/GAAP). Laporan keuangan hanyalah salah satu medium dalam penyampaian informasi.
Visit My YouTube Channel :
- Zikir Penghapus Dosa, Pembuka Pintu Rezeki, Penenang Hati, Permudah Segala Urusan
- Punya Hajat Dunia dan Akhirat? Pengen Bisnis Lancar? | Udah Sholawatin Aja!!
- Sholawat Munjiyat - Ust. Yusuf Mansyur
Laporan keuangan adalah dokumen penting perusahaan yang menyatakan kondisi keuangan suatu perusahaan. Setiap data transaksi yang tercatat harus dicatat dengan tepat dan detail agar tidak terjadi kesalahan pada saat pembuatan laporan keuangan. Adapun fungsi dari laporan keuangan antara lain sebagai berikut:
- Membantu perusahaan menilai kondisi keuangan perusahaan dalam periode tertentu.
- Menyajikan informasi atau data-data yang komprehensif mengenai kedudukan keuangan perusahaan. Misalnya, seperti ulasan kondisi perusahaan secara menyeluruh atau ulasan kondisi keuangan secara spesifik.
- Sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan penting perusahaan. Terutama keputusan yang berhubungan dengan keuangan perusahaan atau kelangsungan hidup perusahaan.
- Menciptakan hal baru bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas kinerja perusahaan.
- Kredibilitas perusahaan juga meningkat karena perusahaan dengan laporan keuangan yang stabil dan baik berarti berhasil mengelola perusahaan terutama keuangan dengan baik.
Dengan adanya laporan keuangan yang disediakan oleh pihak manajemen perusahaan, maka akan sangat membantu pihak pemegang saham dalam proses pengambilan keputusan, serta sangat bermanfaat dalam melihat keadaan pada saat ini ataupun dijadikan sebagai alat untuk memprediksi keadaan masa yang akan datang.
Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia , tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualiatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristi kualitatif pokok, yaitu:
1. Dapat dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami peserta dan bentuk serta istilahnya disesuaikan dengan batas para pengguna.
2. Relevan
Laporan keuangan dianggap jika informasi yang disajikan di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna.
3. Keandalan
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material.
4. Dapat diperbandingkan
Informasi yang disajikan akan lebih berguna bila dapat diperbandingkan dengan laporan keuangan pada periode sebelumnya.
Sifat laporan Keuangan
Dalam pembuatan laporan keuangan ini harus disusun sesuai dengan kaidah yang berlaku serta harus didasari dengan sifat laporan keuangan itu sendiri.
Sifat dari laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK), yaitu:
- Bersifat historis, yaitu laporan keuangan dibuat dan juga disusun berdasarkan data dari kejadian yang sudah terjadi.
- Bersifat umum, yaitu laporan keuangan diperuntukan untuk banyak pihak dan bukan hanya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan dari pihak khusus saja, misalnya pihak yang akan membeli perusahaan.
Keterbatasan Laporan Keuangan
Pengambilan keputusan ekonomi tidak bisa dilandaskan atas data yang diperoleh dari laporan keuangan. Selain memiliki beberapa manfaat, laporan keuangan memiliki keterbatasan, yaitu:
- Materiality (Cukup Berarti), hanya melaporkan informasi bersifat material.
- Konservatif, bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. Apabila terdapat beberapa kemungkinan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aset yang paling kecil.
- Sifat khusus industri, industri yang memiliki sifat khusus misalnya bank, perusahaan asuransi, dan lainnya kerap memerlukan sistem akuntansi berbeda dengan berbagai industri lain pada umunya.
- Bersifat historis, setiap laporan keuangan umumnya menunjukkan riwayat transaksi dan juga peristiwa yang sudah lampau.
- Bersifat umum, informasi khusus yang diperlukan oleh pihak-pihak tertentu tak bisa secara langsung terpenuhi hanya dari laporan keuangan.
- Sesuai substansi dan realitas ekonomi, lebih menekankan pada penampilan transaksi dan juga peristiwa yang sesuai dengan suatu substansi serta realitas ekonomi dan juga bukan hanya untuk bentuk formalitas (hukum).
- Metode akuntansi beragam, adanya metode akuntansi yang beragam bisa digunakan sehingga memunculkan berbagai jenis penilaian sumber daya ekonomi serta tingkat keberhasilan antar bank.
Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan
Bentuk laporan keuangan yang dimaksud disini adalah tentang tujuan dan format penyajian laporan keuangan.
1. Neraca (Balance Sheet)
Laporan keuangan pertama adalah neraca. Neraca dan bentuk susunannya berbeda-beda setiap perusahaan, tergantung pada tujuan dari pembuat neraca tersebut.
Prinsip AKuntansi Indonesia (PAI) menyatakan bahwa neraca harus disusun secara sistematis, sehingga dapat melaksanakan fungsinya, yaitu memberikan gambaran posisi keuangan dari suatu perusahaan pada waktu tertentu.
Neraca memiliki bentuk atau susunan yang banyak dipakai diantaranya:
- Bentuk Skontro (Account Form) merupakan bentuk neraca yang mengelompokkan antara aktiva dan letaknya berseblahan dengan kelompok hutang dan modal.
- Bentuk Vertikal (Report Form) merupakan bentuk neraca yang meletakkan kelompok aktiva di posisi atas dan di bawahnya posisi kelompok hutang dan modal.
Tidak ada aturan khusus dalam memilih bentuk neraca. Keduanya bisa digunakan karena sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dari akuntan/perusahaan.
2. Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang menyajikan tentang penghasilan/pendapatan/kerugian dan biaya yang ditanggung perusahaan pada suatu periode tertentu yang disusun secara sistematis. Prinsip Akuntansi Indonesia menyatakan bahwa perhitungan rugi/laba perusahaan yang disusun harus dapat menggambarkan kondisi tentang gambaran secara keseluruhan terkait besarnya kegiatan perusahaan serta hasil/pendapat dari kegiatan tersebut.
Syarat penyajiannya meliputi:
- Laporan laba rugi harus memuat secara terperinci unsur-unsur dari hasil yang diperoleh dan biaya yang ditanggung.
- Laporan laba rugi dapat disusun dalam bentuk dengan posisi urutan ke bawah (staffel).
- Laporan laba rugi semestinya dipisahkan antara hasil utama dengan hasil usaha lain-lain serta usaha luar biasa (extra ordinary income).
Bentuk laporan laba rugi
Cara penyusunan laporan keuangan laba rugi umumnya dengan menggunakan dua macam metode, yaitu:
1. Single Step
Penyusunan menggunakan metode single step adalah dengan mengelompokkan seluruh akun pendapatan secara total dikurangi dengan seluruh kelompok biaya, sehingga hasil laba/rugi bersih dapat diperoleh dengan sekali tahap saja.
2. Multiple Step
Metode kedua ini perlu menggunakan beberapa tahap untuk mendapatkan laba/rugi bersih, yaitu:
- Laba Kotor = Pendapatan – HPP (Harga Pokok Penjualan)
- Laba/Rugi Bersih = Laba kotor – Beban Operasi
Terkadang harus dipotongjuga dengan pajak sehingga rumusnya akan begini:
- Laba Kotor = Pendapatan – HPP (Harga Pokok Penjualan)
- Laba/Rugi Setelah Pajak = Laba Kotor – Pajak
- Laba/Rugi Bersih = Laba/Rugi setelah Pajak – Beban Operasi
Jika terdapat beberapa tambahan transaksi lagi tinggal dikaitkan saja, apakah transaksi tersebut termasuk kategori pendapatan atau beban.
3. Laporan Perubahan Modal (Statement of Retained Earning)
Dalam perhitungan laba rugi, terkadang suatu perusahaan dapat mengikuti beberapa konsep antara lain:
Clean Surplus Principle (All Inclusive Concept)
Laporan keuangan perubahan modal hanya menunjukkan:
- Saldo laba tidak dibagi awal periode.
- Ditambah laba bersih dan elemen luar biasa.
- Ditambah atau dikurangi koreksi kesalahan.
- Dikurangi deviden yang diumumkan.
Non Clean Surplus Principle (Current Operating Performance)
Laporan perubahan modal menunjukkan:
- Saldo laba tidak dibagi awal periode.
- Ditambah laba bersih setelah pajak.
- Ditambah pos luar biasa.
- Dikurangi deviden yang diumumkan.
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas memberikan informasi tentang aliran kas perusahaan yang masuk dan keluar. Selain itu, laporan arus kas juga berfungsi sebagai indikator untuk memprediksi arus kas diperiode yang akan datang. Laporan arus kas merupakan bentuk pertanggungjawaban arus kas masuk dan keluar selama periode pelaporan. Laporan arus kas terdiri atas 3 aktivitas utamanya, yaitu:
Aktivitas Operasi (Operating Activities)
Aktivitas operasi merupakan laporan arus kas yang terdiri dari kegiatan operasional perusahaan. Dengan kata lain, aktivitas ini dapat diperoleh dengan memasukkan nilai dari pengaruh kas/bank pada transaksi yang dilibatkan dalam penentuan laba bersih. Misalnya, penjualan barang dan jasa dari pelanggan, pembelian persediaan, dan lainnya.
Aktivitas Investasi (Investing Activities)
Aktivitas investasi ini berkaitan dengan aktivitas arus kas yang dihasilkan dari penjualan atau pun pembelian aktiva tetap.
Aktivitas Pendanaan (Financing Activities)
Aktivitas pendanaan merupakan aktivitas kas yang berasal dari penambahan modal perusahaan. Untuk menghitung aktivitas ini, anda dapat memasukkan nilai penambahan atau pengurangan kas yang berasal dari kewajiban jangka panjang dan ekuitas pemilik.
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian dari laporan keuangan entitas. Namun, catatan atas laporan keuangan bukanlah hal yang wajib dibuat oleh perusahaan. Sehingga biasanya perusahaan yang membuat catatan atas laporan keuangan adalah perusahaan-perusahaan skala besar atau perusahaan yang go public.
Tujuan pembuatan laporan ini adalah memberikan penjelasan yang rinci tentang hal-hal yang ada pada jenis laporan keuangan lainnya sehingga letak catatan atas laporan keuangan ada di belakang sendiri. Laporan ini akan memudahkan pengguna laporan keuangan dalam memahami laporan keuangan.
Comments
Post a Comment