5 JARINGAN HEWAN CIRI DAN FUNGSINYA
Jaringan merupakan kumpulan sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama. Setiap organ organisme multisekuler baik itu tumbuhan, hewan, dan manusia tersusun atas jaringan. Macam-macam jaringan yang ada pada tumbuhan berbeda dengan jaringan yang ada pada hewan. Oleh karena sel penyusunnya berbeda, jaringan yang disusunnya pun akan berbeda.
Visit My YouTube Channel :
- Zikir Penghapus Dosa, Pembuka Pintu Rezeki, Penenang Hati, Permudah Segala Urusan
- Punya Hajat Dunia dan Akhirat? Pengen Bisnis Lancar? | Udah Sholawatin Aja!!
- Sholawat Munjiyat - Ust. Yusuf Mansyur
JARINGAN PADA HEWAN
Salah satu bagian penyusun tubuh berupa otot dan tulang. Otot dan tulang yang memberikan bentuk pada tubuh hewan itu tersusun atas jaringan yang berbeda-beda bergantung pada fungsi dan strukturnya. Demikian pula bagian penyusun tubuh yang lain, tiap-tiap bagian terdiri atas beberapa jaringan. Adapun jaringan pada hewan terdiri atas jaringan epitel, jaringan pengikat atau penyokong, jaringan otot, dan jaringan saraf.
Jaringan Epitel
Jaringan epitel merupakan jaringan yang terbentuk oleh sel-sel memadat yang tersusun dalam lapisan pipih seperti membran menutupi permukaan luar atau melapisi rongga tubuh suatu alat. Berdasarkan fungsinya, jaringan epitel dibagi menjadi epitel pelindung, epitel kelenjar, epitel sensori, dan epitel absorpsi. Epitel pelindung (proteksi) berperan menutupi atau melapisi rongga tubuh saluran yang berhubungan dengan permukaan tubuh. Epitel kelenjar (sekresi) adalah epitel yang menghasilkan suatu zat dan menyekresikannya. Ada dua macam epitel sekresi, yaitu endokrin dan eksokrin. Contoh kelenjar endokrin, yaitu hipofisis dan contoh eksokrin, kelenjar sebasae (kelenjar minyak). Epitel penerima rangsang (sensori) terdapat disekitar alat indra, misalnya pada lidah. Epitel penyerap (absorpsi) adalah epitel yang aktif mengadakan penyerapan, misalnya epitel pada usus dan nefron ginjal.
Ciri-ciri Jaringan Epitel yaitu :
- Cellularity, terdiri dari sel yang serupa dan berhubungan satu dengan yang lain dengan ikatan antar sel yang kuat,
- Polarity, mempunyai dua sisi yang berbeda, satu sisi menghadap ke arah bebas (apeks) dan sisi yang lain berhubungan dengan membran basal (sisi basal),
- Attachment, melekat pada membran basal,
- Avascularity, tidak ada pembuluh darah. Nutrisi diperoleh dengan cara difusi,
- Regeneration, sel yang rusak atau hilang dibagian permukaan akan segera digantikan oleh sel di bagian bawahnya. Regenerasi sel terjadi relatif cepat.
Berdasarkan bentuk sel epitel penyusunnya, jaringan ini dibedakan menjadi epitel pipih, epitel kubus, dan epitel silindris. Adapun berdasarkan jumlah lapisannya, jaringan ini terbagi menjadi dua macam, jaringan epitelium selapis (sederhana) dan jaringan epitelium berlapis banyak (kompleks).
Epitel Pipih Selapis
Epitel pipih selapis memiliki sel berbentuk pipih atau gepeng dengan inti di tengah dan hanya berupa sederet sel. Epitel jenis ini memiliki fungsi yang memungkinkan terjadinya proses difusi atau filtrasi melalui permukaan yang bersifat permeable selektif.
Lapisan epitel ini dapat ditemukan pada lapisan pembuluh limfa, pembuluh darah, endothelium jantung, kapsul glomerulus (ginjal), gelembung paru-paru (alveolus), kelenjar, selaput bagian dalam telinga, selaput serosa, rongga peritoneum, pleura, perikardium, dan skrotum.
Epitel Kubus Selapis
Epitel kubus selapis memiliki sel berbentuk kotak dengan inti di tengah. Epitel jenis ini berfungsi untuk sekresi dan absorpsi. Epitel kubus selapis dapat ditemukan pada lapisan kelenjar, permukaan ovari, permukaan dalam lensa mata, epitel berpigmen pada retina mata, dan saluran ginjal.
Epitel Silindris Selapis
Epitel silindris selapis memiliki bentuk sel yang panjang seperti tabung dengan inti terletak di bagian bawah. Epitel jenis ini berfungsi untuk sekresi, absorpsi, proteksi, dan pelumas. Biasanya, di permukaan epitel jenis ini terdapat silia dan lender,misalnya epitel silindris pada saluran telur. Epitel jenis ini dapat ditemukan pada lambung, usus (mikrovili dan jonjot usus), kelenjar-kelenjar pencernaan, kantong empedu, saluran pencernaan, sistem pernapasan bagian atas, saluran telur, dan uterus (rahim).
Epitel Pipih Berlapis Banyak
Epitel pipih berlapis banyak berfungsi untuk perlindungan atau proteksi. Epitel ini dapat ditemukan pada epidermis vagina, mulut, esophagus, anus, dan ujung distal uretra.
Epitel Kubus Berlapis Banyak
Epitel kubus berlapis banyak berfungsi untuk sekresi. Epitel ini dapat ditemukan pada permukaan laring, hidung, langit-langit mulut yang lunak, uretra, saluran ekskresi, kelenjar ludah, dan kelenjar susu.
Epitel Silindris Berlapis Semu
Epitel ini seolah-olah memiliki dua lapisan, meskipun sebenarnya hanya selapis. Hal itu disebabkan sel-selnya mengalami pertumbuhan yang tidak sama sehingga ada sel yang tumbuh menjulang dan ada yang pendek. Epitel ini berfungsi untuk proteksi, sekresi, dan pergerakan zat-zat melewati permukaan. Epitel silindris berlapis semu dapat ditemukan pada saluran ekskresi yang besar, saluran reproduksi pria, rongga hidung, dan saluran pernapasan.
Epitel Transisional
Epitel transisional memiliki sel-sel yang dapat bentuk dari pipih menjadi kubus. Apabila dalam kondisi tertekan, sel-selnya berbentuk pipih. Namun, dalam kondisi tidak tertekan, sel-selnya berbentuk kubus. Epitel jenis ini dapat ditemukan pada kantong kemih, ureter, uretra, dan ginjal. Jika kantong kemih dalam keadaan kosong, sel-sel epitelnya berbentuk kubus. Sebaliknya, jika kantong kemih dalam keadaan penuh, sel-sel epitelnya berbentuk pipih.
Epitel Kelenjar
Epitel kelenjar memiliki fungsi untuk sintesis, penyimpanan, dan sikresi produk. Epitel jenis ini dapat ditemukan pada kelenjar kulit, kelenjar susu, kelenjar pencernaan, dan kelenjar endokrin.
Jaringan Pengikat atau Penyokong
Jaringan pengikat atau penyokong merupakan jaringan yang mempunyai serabut untuk menyokong sel-sel pada jaringan tersebut. Fungsi jaringan ini untuk menyokong jaringan tubuh yang lain dan menyelubungi organ-organ yang lemah. Macam-macam jaringan pengikat/penyokong, antara lain, jaringan lemak, jaringan pengikat, longgar, jaringan pengikat serabut padat, jaringan tulang, jaringan tulang rawan, jaringan darah, dan jaringan limfa.
Jaringan Lemak (Adiposum)
Penimbunan lemak di bagian tubuh berperan untuk menjaga suhu tubuh. Jaringan lemak memiliki fungsi lain, yaitu sebagai tempat penyimpanan lemak, tempat penyimpanan makanan cadangan, sebagai bantalan, untuk proteksi, dan isolasi terhadap hilangnya panas.
Bentuk jaringan lemak longgar dan tersusun atas sel-sel lemak yang berbentuk polygon atau bulat dengan dinding sel yang tipis. Jaringan lemak dapat ditemukan di seluruh tubuh, yaitu bawah lapisan kulit, di sekitar ginjal, dalam bantalan di sekitar persendian, dan pada sum-sum tulang panjang.
Jaringan Pengikat Longgar
Fungsi jaringan pengikat longgar, yaitu mengelilingi berbagai organ: menopang sel-sel saraf dan pembuluh darah; menyimpan glukosa, garam-garam mineral,dan air; menyokong jaringan organ. Jaringan ini memiliki matriks besar dengan banyak sel dan serabut yang merekat di dalamnya (fibroblast, sel plasma, makrofag, dan sel darah putih). Jaringan pengikat longgar tersusun atas serabut kolagen dan serabut elastin. Jaringan pengikat longgar dapat ditemukan di sekitar serta di antara organ atau membungkus pembuluh darah dan saraf.
Jaringan Pengikat Serabut Padat (Liat)
Jaringan pengikat padat berfungsi sebagai penyokong dan proteksi. Selain itu, juga sebagai penghubung antara otot dan tulang (tendon) serta penghubung antara tulang dan tulang (ligamen). Jaringan pengikat serabut padat tersusun atas jaringan serabut putih (kolagen) yang fleksibel, tetapi tidak elastis. Jaringan pengikat serabut padat dapat ditemukan di fasia, selaput urat ligament, dan tendon.
Jaringan Tulang (Osteon)
Jaringan tulang berfungsi untuk membentuk kerangka yang menyokong tubuh dan melindungi bagian-bagian yang lunak, serta sebagai alat pengikat otot-otot rangka. Jaringan tulang memiliki matriks interseluler yang mengandung kapur. Hal ini disebabkan oleh adanya endapan garam-garam mineral CaCO3 dan Ca(PO4)2. Jaringan tulang mengalami klasifikasi, yaitu proses penambahan kalsium pada tulang sehingga tulang menjadikuat.
Berdasarkan matriks penyusunnya tulang dibedakan menjadi dua, yaitu jaringan tulang kompak (tulang keras) dan jaringan tulang spons (tulang bunga karang). Jaringan tulang kompak memiliki matriks padat, sedangkan jaringan tulang spons yang memiliki matriks berongga.
Jaringan Tulang Rawan (Kartilago)
Jaringan tulang rawan berfungsi memberikan kekuatan serta menyokong rangka embrio bagian-bagian rangka dewasa.Jaringan ini memiliki banyak matriks, bersifat elastis, dan padat oleh sel-sel tulang rawan. Sel-sel tulang rawan terletak dalam suatu rongga dan bagian luarnya diselubungi oleh fibrosa. Tulang rawan pada anak-anak berasal dari mesenkim, sedangkan pada orang dewasa berasal dari perikondrium yang menghasilkan kondroblas. Macam jaringan kartilago ada tiga, yaitu kartilago hialin, kartilago fibrosa, dan kartilago elastin.
Kartilago hialin merupakan macamkartilago yang berstruktur seperti kaca. Umumnya kartilago hialin melapisipermukaan tulang yang bersendi. Adanya kartilago ini menyebabkan permukaan tulang besifat lunak dan dapat mengurangi gesekan. Akibatnya, tulang akan bergerak leluasa. Selain itu, kartilago juga terdapat pada tulang panjang, tepatnya pada cakra epifisis. Cakra epifisis merupakan daerah tulang yang aktif tumbuh. Adapun kartilago fibrosa merupakan macam kartilago yang tersusun oleh campuran dengan serabut kolagen. Zat-zat penyusun kartilago fibrosa akan membentuk bantalan yang kuat. Kartilago fibrosa dapat ditemukan pada diksus intervertebralis, yang terdapat di antara vetebrata. Berbeda dengan kedua kartilago yang telah diuraikan, kartilago elastin tersusun oleh campuran substansi kartilago dengan cara elastik. Jenis kartilago ini menyusun bagian pangkal telinga luar.
Jaringan Darah
Jaringan darah berfungsi, antara lain untuk mengangkut sari-sari makanan ke sel-sel tubuh dan mengangkut zat-zat buangan hasil metabolisme keluar dari sel; O2 dan CO2 ; melawan bibit penyakit. Jaringan darah memiliki ciri-ciri tersusun atas bagian yang cair (disebut plasma darah) dan bagian yang padat, yaitu sel darah itu sendiri.
Macam-macam jaringan darah, antara lain eritrosit (sel darah merah), leokosit (sel darah putih), dan trombosit (keeping-keping darah). Leokosit ada dua macam, yaitu bergranula (meliputi neutrofil, eosinofil, dan basofil), serta tak bergranula (meliputi monosit dan limfosit).
Jaringan Limfa
Fungsi jaringan limfa untuk mengangkut protein, lemak, dan zat lain dari jaringan ke sistem peredaran. JAringan limfa memiliki ciri-ciri, antara lain terbentuk dari air, glukosa,lemak, dan garam; komponen selulernya berupa limfosit serta granulosit. Cairan limfa berperan dalam sistem kekebalan tubuh (imunitas).
Jaringan Otot
Fungsi jaringan otot untuk melakukan gerakan pada berbagai bagian tubuh. Jaringan otot dapat berkontraksi karena di dalamnya terdaat protein kontraktil yang panjang dan mengandung serabut halus yang disebut miofibril.
Berdasarkan ciri, sifat, dan fungsinya, jaringan otot dibedakan menjadi otot polos, otot lurik, dan otot jantung.
Otot Polos
Sel polos berbentuk fusiform, yaitu lancip di kedua ujungnya dengan inti terletak di tengah. Otot polos bekerja secara tidak sadar. Artinya, gerakan yang ditimbulkan tidak menurut kehendak anda. Otot polos bereaksi lambat, tetapi dapat bekerja dalam jangka waktu yang lama. Otot polos dapat ditemukan pada pembuluh darah dan organ-organ visceral yang bekerja secara otomatis.
Otot Lurik
Otot lurik memiliki ciri melekat pada rangka yang dapat digerakkan sehingga disebut juga otot rangka. Otot ini mampu berkontraksi cepat dan kuat. Struktur otot lurik, yaitu memiliki banyak inti yang terletak di tepi. Otot lurik bekerja secara sadar, yaitu dapat dikendalikan menurut kehendak anda. Otot lurik bereaksi cepat terhaadap rangsangan. Otot lurik ini dapat ditemukan pada tendon, yaitu otot-otot yang melekat pada rangka.otot rangka menyusun otot pada organ gerak, misalnya pada kaki dan tangan.
Otot Jantung
Fungsi utama otot jantung untuk membantu jantung berkontraksi dalam memompa darah keluar masuk dari dan ke jantung. Otot jantung memiliki keistimewaan karena bentuknya seperti otot lurik, tetapi bekerja seperti otot polos. Ciri-ciri otot jantung, antara lain berinti satu di tengah, bekerja secara tidak sadar, reaksinya lambat, berbentuk seperti otot lurik, dan memiliki percabangan.
Otot jantung hanya ditemukan pada dinding jantung. Otot ini memiliki kemampuan untuk memompa dara keluar dari jantung dan mengalirkannya ke seluruh tubuh.
Jaringan Saraf
Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) yang bercabang-cabang. Sel saraf mempunyai kemampuan untuk bereaksi. Kemampuan itu meliputi irritabilitas (kemampuan sel saraf untuk merespon perubahan lingkungan) dan konduktivitas (kemampuan sel saraf membawa impuls-impuls saraf atau pesan menuju pusat saraf).
Sel saraf terdiri atas badan sel saraf. Di dalam badan sel saraf terdapat plasma sel dan inti sel. Pada plasma sel terdapat granula-granula yang berasal dari gumpalan retikulum endoplasma yang disebut badan Nissl. Badan sel saraf berfungsi sebagai tempat menerima dan memberi rangsangan dari dan ke alat-alat tubuh.
Akson atau neurit merupakan tonjolan badan sel saraf yang berukuran panjang. Akson diselubungi oleh aksoplasma yang disebut selubung mielin. Dendrit merupakan tonjolan badan sel saraf yang berukuran pendek. Peran dendrit, yaitu membawa rangsangan dari bagian lain ke badan sel saraf. Sel saraf ada yang memiliki dendrit yang panjang. Biasanya dendrit yang panjang terdapat dalam saraf gerak.
ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA HEWAN
Seperti halnya pada tumbuhan,kumpulan jaringan pada tubuh hewan dengan sfat-sifat morfologi dan fungsi tertentu akan membentuk suatu organ. Kumpulan organ yang terkait di alam satu fungsi atau lebih akan membentuk suatu sistem organ. Selanjutnya, kumpulan sitem organ akan membentuk suatu organisme (individu).
Berikut merupakan macam sistem organ yang ada pada tubuh hewan, antara lain sistempencernaan, sistem pernapasan, sistem peredaran, sistem ekskresi, sistem rangka, sistemotot, sistem endokrin, sistem saraf, dan sistem reproduksi.
Sitem pencernaan
Sistem pencrnaan terdiri atas mulut, esophagus, lambung, usus dua belas jari, hati, empedu, pancreas, usus halus, usus besar, rectum, dan anus. Sistem pencernaan berfungsi untuk mencerna makanan agar dapat diabsorpsi dan digunakan oleh sel-sel tubuh.
Sistem Pernapasan
Sistem pernapasan terdiri atas hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan paru-paru. Sistem pernapasan berfungsi menyediakan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida dari dalam tubuh.
Sistem Peredaran
Sistem ini terdiri atas jantung, arteri, vena, kapiler, kelenjar limfa, dan pembuluh limfa. Fungsi peredaran, antara lain mengangkut oksigen dan sari-sari makanan ke seluruh tubuh serta mengangkut zat-zat sisa metabolism yang tidak berguna ke luar tubuh sistem ini juga berfungsi melindungi tubuh dari berbagai penyakit.
Sistem Ekskresi
Ginjal, kulit, hati, dan paru-paru merupakan organ penyusun sistem ekskresi. Fungsi organ-organ tersebut, antara lain mengeluarkan hasil metabolism yang tidak berguna dari dalam tubuh serta menjaga keseimbangan antara cairan sel dan lingkungannya.
Sistem Rangka
Tengkorak, tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk, tulang anggota badan atas, dan tulang anggota badan bawah merupakan organ-organ penyusun sistem rangka. Fungsi sistem rangka, antara lain memberi bentuk tubuh, melindungi bagian tubuh yang lunak, sebagai tempat melekatnya otot, tempat pembentukan sel-sel darah dan tempat penyimpanan berbagai mineral.
Sistem Otot
Sistem otot tersusun atas otot rangka, otot polos, dan otot jantung. Sistem ini berfungsi untuk menetukan postur tubuh, menyimpan glikogen, dan sebagai alat gerak aktif.
Sistem Endoktrin
Sistem endoktrin terdiri atas kelenjar hipofisis, tiroid, paratiroid, pancreas, adrenal, dan kelenjar kelamin (ovum serta testis). Fungsi sistem endoktrin, yaitu memproduksi hormone-hormon untuk mengatur aktivitas tubuh.
Sistem Saraf
Sistem saraf tersusun atas otak, serabut saraf, sumsum tulang belakang, dan simpul-simpul saraf. Fungsinya adalah menerima dan merespon rangsang dari lingkungan dan mengatur aktivitas tubuh (perilaku dan integritas).
Sistem Reproduksi
Sistem ini terdiri atas testis (pada laki-laki) dan ovarium (pada wanita), fungsinya menghasilkan sel-sel kelamin dalam sistem reproduksi.
Referensi
Riandari, Henny. 2007. Sains Biologi 2. Solo: PT.Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Comments
Post a Comment