KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP


Klasifikasi Makhluk Hidup

Makhluk hidup di alam ini beraneka ragam. Makhluk hidup yang beraneka ragam jenis ini memiliki persamaan dan perbedaan ciri khas. Berdasarkan hal itu, makhluk hidup dapat digolongkan dengan aturan tertentu. Proses pengaturan atau penggolongan makhluk hidup dalam kategori golongan yang bertingkat disebut klasifikasi. Hasil dari proses tersebut berupa sistem klasifikasi.  Klasifikasi mempermudah kita dalam mempelajari dan menyederhanakan objek studi. Cabang biologi yang khusus mempelajari klasifikasi disebut Taksonomi.

Pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan aturan tertentu dikatakan sebagai klasifikasi. Adapun dasar-dasar yang dapat digunakan dalam klasifikasi makhluk hidup adalah sebagai berikut.

Berdasarkan Persamaan dan Perbedaan Ciri Morfologi

Coba amati ayam dan itik yang berada di lingkungan sekitar anda. Keduanya dikelompokkan dalam unggas karena adanya persamaan ciri morfologi. Tetapi, keduanya juga memiliki perbedaan, sehingga ayam dan itik merupakan golongan yang berbeda.

Berdasarkan Peranannya bagi Kehidupan Manusia

Pengelompokkan makhluk hidup juga dapat dilakukan berdasarkan peranannya bagi kehidupan manusia, yaitu menguntungkan, merugikan, atau dapat juga berdasarkan fungsinya. Klasifikasi dengan dasar peranannya dapat dilakukan oleh siapa saja asalkan dasar pengelompokkan tersebut jelas. Contohnya, padi, gandum, jagung, singkong, dan sagu dikelompokkan dalam tumbuhan sumber bahan pangan. Contoh lain, yang tergolong hewan ternak antara lain sapi, kambing, dan ayam.

Berdasarkan Ciri Anatomi Suatu Makhluk Hidup

Klasifikasi berdasarkan ciri anatomi lebih ditekankan pada ciri-ciri yang terdapat pada organ dalam tubuh makhluk hidup atau pada struktur/penyusun tubuhnya. Misalnya, klasifikasi pada hewan berdasarkan ada dan tidaknya tulang belakang terbagi menjadi Invertebrata (tidak bertulang belakang) dan Vetebrata (bertulang belakang).

Berdasarkan Ciri Biokimia

Tidak hanya ciri-ciri yang mudah diamati saja yang digunakan untuk klasifikasi, namun dapat juga berdasarkan sifat biokimia dalam tubuh makhluk hidup tersebut. Sifat biokimia dimulai dari tingkat molekul, DNA, dan membran sel yang dapat digunakan sebagai dasar pengelompokkan. Misalnya, klasifikasi makhluk hidup berdasarkan penyusun membran sel. Jika makhluk hidup tersebut memiliki membran sel tersusun atas lipoprotein, dikelompokkan pada sel hewan. Jika membran selnya tersusun atas selulosa, maka dikelompokkan pada sel tumbuhan.

Tujuan klasifikasi antara lain sebagai berikut:
  1. Mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup agar mudah dikenali.
  2. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri yang dimiliki.
  3. Melihat hubungan kekerabatan antaranggota kelompok makhluk hidup dalam klasifikasi tersebut. Makin banyak persamaan satu golongan dengan golongan lain artinya kedua golongan tersebut memiliki hubungan kekerabatan yang makin dekat.
  4. Mengurutkan proses evolusi/perkembangan suatu makhluk hidup berdasarkan hubungan kekerabatannya dengan golongan yang lain.
 Adapun manfaat klasifikasi sebagai berikut:
  1. Menyederhanakan objek studi.
  2. Diketahui hubungan kekerabatan.

Tahap klasifikasi meliputi pencandraan (identifikasi), pengelompokkan, dan pemberian nama kelompok.

Pencandraan

Pencandraan atau identifikasi merupakan pengamatan ciri-ciri atau sifat-sifat makhluk hidup. Hal-hal yang diamati meliputi morfologi, anatomi, fisiologi, kromosom, dan tingkah laku. Contoh pencandraan suatu makhluk hidup memperlihatkan data-data berupa: tubuh ditumbuhi rambut, kaki ada empat buah, memiliki mata berjumlah dua, dan memiliki kelenjar mammae di dada. Data tersebut menunjukkan ciri khas makhluk hidup yang tergolong dalam mamalia.

Pengelompokkan

Langkah selanjutnya ialah mengelompokkan makhluk hidup yang memiliki banyak kesamaan berdasarkan pencandraan dalam kelompok yang sama. Misalnya, kambing, kelinci, kuda, dan sapi termasuk dalam satu kelompok karena sama-sama merupakan hewan pemakan tumbuhan. Setelah itu, masuk pada tahap ketiga, yaitu pemberian nama kelompok.

Pemberian Nama

Berdasarkan contoh pengelompokkan di atas, nama kelompok hewan-hewan tersebut adalah mamalia herbivora.

Ada beberapa macam sistem klasifikasi, di antaranya sistem klasifikasi alami, sistem klasifikasi buatan, dan sistem klasifikasi filogenik.

Sistem Klasifikasi Alami

Sistem klasifikasi alami adalah suatu cara pengelompokkan organisme berdasarkan banyaknya persamaan ciri morfologi yang dimiliki. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan mata telanjang dengan mengamati bentuk luar tubuh suatu makhluk hidup, antara lain, warna, ukuran tubuh, tinggi/pendek, bentu daun, bentuk paruh, bentuk kaki, dan bentuk batang. Kelebihan sistem ini ialah identifikasi yang mudah. Pengelompokkan organisme yang kurang dikenal masih memungkinkan dilakukan dalam sistem klasifikasi ini.

Sistem Klasifikasi Buatan

Sistem klasifikasi buatan (artifisial) adalah pengelompokkan makhluk hidup didasarkan atas adanya beberapa persamaan ciri morfologi, alat reproduksi, lingkungan tempat tumbuh, dan daerah penyebarannya tanpa memperhatikan kesamaan struktur yang mungkin memperlihatkan hubungan kekerabatan. Misalnya, kupu-kupu dan kelelawar merupakan suatu kelompok karena keduanya dapat terbang. Kelebihan sistem ini ialah semua orang dapat melakukan pengelompokkan makhluk hidup dengan menentukan sendiri aturan yang digunakan.

Sistem Klasifikasi Filogenik

Sistem klasifikasi filogenik ialah pengelompokkan berdasarkan jauh dekatnya hubungan kekerabatan antartakson (kelompok). Kelebihan sistem klasifikasi ini ialah dapat diketahui adanya hubungan filogenik antar organisme yang berada dalam satu kelompok. Selain itu, banyak informasi yang diperoleh, misalnya anggota kelompok dapat ditambah dengan mudah dan kebanyakan organisme dalam kelompok memiliki ciri dasar yang diturunkan.

Alternatif Sistem Klasifikasi

Beberapa alternatif sistem klasifikasi adalah sitem dua kingdom, sistem tiga kingdom, sistem empat kingdom, sistem lima kingdom, dan sistem enam kingdom.

Sistem Dua Kingdom

Menurut Aristoteles (Yunani), makhluk hidup dikelompokkan menjadi dunia hewan dan dunia tumbuhan.

Sistem Tiga Kingdom

Sistem tiga kingdom disusun berdasarkan cara makhluk hidup memperoleh makanan. Sistem ini dikemukakan oleh Ernst Haeckel (Jerman) pada tahun 1866. Sistem ini terdiri atas kingdom protista, kingdom plantae, dan kingdom animalia.

Sistem Empat Kingdom

Sistem klasifikasi empat kingdom dikemukakan oleh Robert Whittaker (1959). Sistem klasifikasi tersebut tersusun atas kingdom prokariotik, fungi, plantae, dan animalia.

Sistem Lima Kingdom

Sistem klasifikasi ini dikemukakan oleh Robert H. Whittaker (1969), yang meliputi kingdom monera, protista, fungi, plantae, dan animalia. Klasifikasi disusun berdasarkan struktur organisasi internal sel, struktur organisasi sel, dan tipe nutrisi sel.

Sistem Enam Kingdom

Para ahli taksonomi modern mengklasifikasikan semua makhluk hidup menjadi enam kingdom. Keenam kingdom makhluk hidup itu memiliki ciri-ciri dasar yang sama, antara lain struktur selulernya, cara memperoleh makanan, dan metabolismenya. Sistem enam kingdom meliputi archaebacterial, eubachteria, protista, fungi, plantae, dan animalia.  

Visit My YouTube Channel :

Referensi:

Riandari, Henny. 2007. Sains Biologi 1. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Comments

Popular posts from this blog

Cara Mencatat Dividen, Pembelian, Penjualan, Akuisisi, dan Pendapatan pada Investasi Saham

Organisasi Sektor Publik : Pengertian, Ruang Lingkup, Perkembangan, Tujuan, Karakteristik, Jenis Jenis, Perbedaan, dan Persamaan Organisasi Sektor Publik dan Sektor Swasta

Organisasi Non Laba dan Non Pemerintahan (Universitas dan Rumah Sakit)