5 Macam-Macam Sel Penyusun dan Struktur Penyusun pada Jaringan Tumbuhan

Jaringan Pada Tumbuhan

Pertumbuhan jaringan tumbuhan dimulai dari membran sel yang dibentuk oleh protoplasma. Sel-sel yang memiliki bentuk tetap sudah tentu akan melakukan fungsi yang tetap pula. Kumpulan sel tersebut disebut jaringan. Bagian yang menghubungkan protoplas dari sel satu dengan yang lainnya disebut plasmodesmata.

Visit My YouTube Channel :

Sayatan daun atau bagian tubuh yang lain saat diamati melalui mikroskop memperlihatkan bentuk sel yang beragam. Berdasarkan macam sel penyusun dan struktur penyusunnya, jaringan tumbuhan dibedakan menjadi jaringan epidermis, penyokong, dan jaringan pengangkut berupa xilem dan floem.

Jaringan Epidermis

Epidermis disebut juga sebagai jaringan kulit yang tersusun atas sel-sel berbentuk poligonal atau pipih memanjang. Epidermis memiliki beberapa fungsi, yaitu:
  1. Sebagai pelindung bagi jaringan di bawahnya.
  2. Sebagai pelindung tumbuhan dari terjadinya penguapan berlebih
  3. Penerima dan penerus rangsang berupa cahaya atau rangsang bentuk lain. Epidermis juga berperan penting dalam pertukaran gas, sekresi zat metabolik, serta dalam mengabsorbsi air.
Jaringan epidermis ada yang berubah fungsi dan bentuknya. Jaringan epidermis semacam itu disebut derivat epidermis. Derivat epidermis dapat ditemukan di semua bagian tumbuhan, baik dalam daun, bunga, akar, bagian bunga, buah, maupun biji. Permukaan daun atau batang tersebut dilapisi oleh zat kutin yang disebut kutikula. Kutikula bersifat kedap air. Selain itu, kutikula juga berfungsi untuk mencegah penguapan yang berlebihan. lapisan ini tidak dapat ditembus oleh air sehingga berfungsi menjaga agar sel tidak menyerap air terlalu banyak karena kadar air yang tinggi. Derivat epidermis yang lain terdapat pada akar muda. Pada organ tersebut epidermis berperan menyerap air dan dapat berubah menjadi rambut akar.

Jaringan epidermis pada daun juga dapat berubah menjadi sel-sel penutup mulut daun (stomata). Stomata berfungsi sebagai tempat pertukaran gas pada saat fotosintesis. Stomata merupakan bentuk adaptasi morfologi tumbuhan terhadap perubahan lingkungan. Apabila kondisi di dalam sel terlalu lembap dan udara luar dingin, kelebihan air akan dikeluarkan melalui stomata.

Pada tumbuhan berumur panjang, biasanya epidermis tumbuhan dewasa telah mati dan tidak dapat aktif. Kondisi ini akan digantikan oleh jaringan pelindung yang lebih kuat dari pada epidermis, yaitu jaringan gabus yang dibentuk kambium gabus (felogen). Pada akar tumbuhan dikotil serta Gymnospermae biasanya terdapat jaringan kulit gabus (periderm). Periderm berfungsi sebagai pengganti epidermis jika epidermis tanaman tersebut rusak, mengelupas, atau mengalami kematian.

Pada lapisan gabus terdapat celah-celah disebut lentisel. Lentisel berperan dalam membantu melangsungkan hubungan antara bagian tumbuhan dengan udara luar, air, dan gas-gas sehingga dapat masuk dalam tubuh tumbuhan. Epidermis juga dapat berubah menjadi trikoma. Trikoma merupakan bagian epidermis yang termodifikasi dengan mempunyai bentuk menonjol di antara sel-sel epidermis yang lain.

Jaringan Parenkim

Jaringan parenkim disebut jaringan dasar. Jaringan parenkim terbentuk dari sel-sel hidup dengan struktur morfologi serta fisiologi yang bervariasi dan masih melakukan segala kegiatan proses kehidupannya.

Sifat jaringan parenkim, antara lain:
  1. Membran sel-sel penyusun jaringan tersebut tipis, berlangsung pembelahan dari selulosa yang keadaannya masih lentur.
  2. Sel-sel parenkim merupakan sel-sel hidup di bagian tengah ruang sel terdapat vakuola yang besar, biasanya berisi zat-zat makanan cadangan.
  3. Sel-sel parenkim pada umumnya berbentuk segi banyak (poligonal).
  4. Memiliki ruang antar sel memungkinkan terjadinya pertukaran atau peredaran zat-zat atau gas-gas.
Fungsi parenkim antara lain sebagai berikut:
  1. Tempat fotosintesis.
  2. Sebagai tempat menyimpan cadangan makanan.
  3. Sebagai tempat penyimpanan air.
  4. Sebagai tempat penyimpanan udara.
  5. Sebagai alat angkut.

Jaringan Penyokong

Jaringan penyokong disebut juga sebagai stereom yang berfungsi menguatkan bagian tubuh tumbuhan. Jaringan penyokong ini dibedakan menjadi jaringan kolenkim dan jaringan skelerenkim.

Jaringan Kolenkim

Kolenkim merupakan jaringan yang homogen, tersusun dari suatu macam sel, dinding primer dipertebal oleh senyawa pektin, selulosa, dan hemiselulosa. Pada dinding sel kolenkim mengalami penebalan-penebalan setempat, tidak meliputi seluruh dinding selnya. Berdasarkan penebalan ini kolenkim dibedakan menjadi tiga, yaitu kolenskim sudut, kolenkim papan, dan kolenkim lakuna.

Jaringan Sklerenkim

Tempurung kelapa merupakan salah satu contoh jaringan sklerenkim. Jaringan ini memiliki sifat yang kuat dan sel-selnya sangat rapat. Sklerenkim terdapat pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan pada organ tumbuhan yang telah tetap. Hal ini memungkinkan alat-alat tumbuhan bertahan menghadapi segala macam tekanan dan desakan tanpa berpengaruh pada sel-sel jaringan yang keadaanya lebih lemah. Sel-sel sklerenkim telah mati. Dinding sel menebal yang terdiri atas zat lignin. Skelerenkim dibedakan menjadi dua, yaitu serat (fiber) dan sklereid.

Jaringan Endodermis

Endodermis adalah lapisan sel yang mengatur pergerakan bahan masuk dan keluar dari akar. Jaringan endodermis tersusun atas sel-sel yang sebagian mengalami penebalan zat gabus pada dinding-dindingnya, sedangkan sebagian yang lain tidak mengalami penebalan, disebut sel penerus. Sel penerus ini berfungsi untuk melewatkan air dari korteks ke stele (silinder pusat). Sel penerus lebih dikenal sebagai pita kaspari.

Akar tumbuhan terdiri dari berbagai lapisan, masing-masing memiliki fungsinya sendiri untuk meningkatkan kesehatan tumbuhan secara keseluruhan. Sebagian besar lapisan ini bekerja bersama untuk menyerap nutrisi dan air untuk berfungsinya tumbuhan secara normal. Namun, endodermis memiliki fungsi unik untuk membantu melindungi dari kejenuhan air. Sel-sel endodermis biasanya menebal pada empat sisi radial dan memiliki zat lilin yang membantu fungsinya. Sebelum air dapat masuk ke jalur Kasparian tumbuhan, ia harus melalui endodermis. Lapisan ini tidak memungkinkan gelembung gas menembus xilem dan karenanya membantu mencegah gumpalan atau gelembung udara.

Endodermis juga membantu penyerapan nutrisi dengan mencegah nutrisi yang terserap menemukan jalan kembali ke tanah.

Dalam beberapa kasus, endodermis dapat digunakan untuk menyimpan pati. Dalam kasus seperti itu, endodermis dapat disebut sebagai selubung pati.

Potongan melintang akar tumbuhan sedikit mirip dengan potongan melintang sepotong lasagna. Jika Anda pernah membuat lasagna, maka Anda tahu bahwa hal pertama dalam wajan adalah lapisan mie datar yang besar. Pada akar tumbuhan, lapisan pertama itu akan menjadi satu lapisan sel yang disebut epidermis. Kemudian muncul noda keju ricotta, saus tomat, dan mungkin taburan mozzarella. Pada akar tumbuhan, campuran bahan-bahan itu akan seperti korteks, yang merupakan tempat sebagian besar jaringan akar berada. Kemudian muncul lapisan besar mie datar lainnya. Lapisan sel tunggal dalam akar disebut endodermis. Batch berikutnya dari keju dan saus tomat di lasagna akan setara dengan stele pada tumbuhan, yang merupakan inti silinder yang terbuat dari jaringan pembuluh darah.

Tujuan dari semua lapisan dan bahan dalam sepotong lasagna adalah untuk membuatnya terlihat cukup cantik untuk dimakan. Pada akar tumbuhan, ia menjadi sedikit lebih rumit daripada membuatnya cantik. Akar memiliki tugas yang tidak begitu mudah yaitu membiarkan air, gas, dan nutrisi dari tanah masuk ke tanaman tanpa zat yang kurang diinginkan juga masuk. Jenis dan pengaturan struktur akar dibangun untuk menyelesaikan tugas itu. Endodermis adalah salah satu struktur utama yang mengelola apa yang masuk ke dalam tanaman dan karena itu, terkonsentrasi di akar dan tidak begitu banyak di bagian lain dari tumbuhan.

Endodermis bukanlah lapisan sel yang seragam. Dalam campuran tersebut adalah pita-pita zat lilin, kedap air, yang disebut suberin yang berjalan tegak lurus ke permukaan akar, sepanjang jalan di sekitar lingkaran akar endodermis. Pita disebut strip Kasparia dan mereka adalah penjaga gerbang untuk apa yang masuk ke jaringan pembuluh dan, oleh karena itu, ke dalam tanaman.

Jadi cara air dan gas masuk ke akar dan ke atas tumbuhan adalah contoh cemerlang dari desain biologis. Epidermis akar tidak memiliki lapisan lilin yang kedap air dari sebagian besar epidermis tumbuhan. Ini memungkinkan air dan gas masuk ke lapisan luar akar.

Air kemudian masuk melalui korteks, terutama di antara sel-sel korteks, bukan melalui sel itu sendiri. Ketika mencapai endodermis, air harus melalui sel karena pita Kasparia mencegah sebagian besar dari sel-sel itu masuk. Dengan cara ini, sel-sel endodermal pada dasarnya memilih apa yang masuk ke prasasti dan naik ke sisa tanaman. Ini adalah proses pemilihan yang sebagian besar tumbuhan lakukan dengan benar atau tidak akan bertahan.

Jaringan Pengangkut

Jaringan pengangkut berperan dalam pengangkutan zat untuk mencukupi kebutuhan hidup tumbuhan. Jaringan pengangkutan dibedakan menjadi dua, yaitu xilem dan floem. Keduanya sangat berbeda dalam hal-hal sel penyusun dan peranannya dalam transportasi zat pada tumbuhan.

Xilem (Pembuluh Kayu)

Sel-sel pembentuk jaringan xilem merupakan sel-sel mati dan memiliki zat lignin pada dinding selnya. Xilem berfungsi mengangkut air dan garam mineral dari akar menuju daun untuk fotosintesis. Xilem tersusun atas unsur-unsur xilem, yaitu trakea, trakeid, serabut xilem, dan parenkim xilem. 

Floem (Pembuluh Tapis)

Fungsi utama floem adalah untuk mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan. Seperti halnya xilem, floem juga memiliki unsur-unsur floem. Unsur-unsur floem, yaitu pembuluh tapis, sel pengiring, serabut floem, dan parenkim floem.

Berdasarkan sifatnya, jaringan tumbuhan dapat dibedakan menjadi jaringan meristem dan jaringan dewasa. Jaringan meristem tersusun oleh sel-sel yang selalu membelah, tetapi belum mengalami deferensiasi. Jaringan meristem terdapat pada ujung akar, ujung batang, dan kambium.

Jaringan Dewasa tersusun atas sel-sel yang sudah tidak melakukan aktivitas pembelahan, tetapi mengalami diferensiasi (spesifikasi jaringan). Akibatnya, terbentuk bermacam-macam jaringan yang lebih kompleks, misalnya epidermis, parenkim, kolenkim, sklerenkim, xilem, dan floem. 

Referensi

Riandari, Henny. 2007. Sains Biologi 2. Solo: PT.Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Comments

Popular posts from this blog

Sistem Informasi Akuntansi : Model Umum Sistem Informasi Akuntansi

Organisasi Sektor Publik : Pengertian, Ruang Lingkup, Perkembangan, Tujuan, Karakteristik, Jenis Jenis, Perbedaan, dan Persamaan Organisasi Sektor Publik dan Sektor Swasta

Organisasi Non Laba dan Non Pemerintahan (Universitas dan Rumah Sakit)