Alasan Perusahaan Melakukan Desentralisasi
Pengertian Desentralisasi
Simamora (2005:35) desentralisasi adalah delegasi otoritas atau wewenang pengembalian keputusan kepada jajaran manajemen yang lebih rendah kedalam sebuah organisasi. Pada intinya, desentralisasi memindahkan titik pengambilan keputusan ke lapisan manajerial yang paling rendah untuk setiap keputusan yang mesti diambil. Kadar desentralisasi tergantung pada luasnya otoritas pengambilan keputusan yang didelegasikan oleh manajemen puncak kepada lapisan manajemen dibawahnya. Pada perusahaan yang terdesentralisasi, tanggung jawab atas perencanaan dan pengendalian kegiatan-kegiatan operasional di delegasikan di antara para manajer. Manajer-manajer ini mengemban otoritas untuk membuat keputusan-keputusan tanpa harus meminta persetujuan dari manajemen yang lebih tinggi.
Visit My YouTube Channel :
- Untukmu yang Ingin Bertahan atau Melepaskan
- Zikir Penghapus Dosa, Pembuka Pintu Rezeki, Penenang Hati, Permudah Segala Urusan
- Punya Hajat Dunia dan Akhirat? Pengen Bisnis Lancar? | Udah Sholawatin Aja!!
Koin Tiktok Bisa ditukar jadi Duit
Desentralisasi adalah pembuatan keputusan tidak hanya dimonopoli oleh pimpinan puncak (top executive) saja (disebut sentralisasi), melainkan dengan cara melibatkan seluruh elemen yang ada dalam organisasi (melibatkan manajer dan bawahannya sesuai dengan keterkaitannya dengan masalah yang diputuskan).Dapat disimpulkan bahwa desentralisasi organisasi adalah sebuah organisasi yang terdesentralisasi (decentralized organization), wewenang pengambilan keputusannya tidak diserahkan pada beberapa orang eksekutif puncak, melainkan disebarkan diseluruh organisasi. Di satu sisi ekstrem, organisasi yang terdesentralisasi secara kuat adalah organisasi yang memberikan kebebasan kepada manajer-manajer tingkat yang lebih rendah ataupun karyawan untuk membuat suatu keputusan. Pada sisi lainnya, di suatu organisasi yang sangat teresentralisasi. Manajer-manajer tingkat yang lebih rendah memiliki sedikit kebebasan untuk membuat suatu keputusan.
Pada pengambilan keputusan terdesentralisasi memperkenankan manajer pada jenjang yang lebih rendah untuk membuat dan mengimplementasikan keputusan-keputusan penting yang berkaitan dengan wilayah pertanggungjawaban mereka.Jadi singkatnya Desentralisasi adalah praktik pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada jenjang yang lebih rendah.
Alasan-Alasan untuk Melakukan Desentralisasi
Perusahaan memutuskan untuk melakukan desentralisasi karena berbagai alasan diantaranya:
Mengumpulkan dan Menggunakan Informasi lokal
Kualitas dari berbagai keputusan dipengaruhi oleh kualitas informasi yang tersedia. Sejalan dengan pertumbuhan perusahaan dan penambahan operasi dipasar dan area yang berbeda, manajemen pusat mungkin tidak memahami kondisi lokal. Akan tetapi, para manajer tingkat rendah yang berhubungan dengan kondisi operasional langsung memiliki akses terhadap informasi ini. Akibatnya,mereka sering berada dalam suatu posisi yang lebih baik untuk membuat keputusan lokal.
Memfokuskan Manajemen Pusat
Dengan mendesentralisasikan keputusan-keputusan operasional, manajemen pusat bebas menangani perencanaan dan pengambilan keputusan strategis. Keberlangsungan jangka panjang dari perusahaan harus lebih penting bagi manajemen pusat dari operasional sehari-hari.
Melatih dan Memotivasi Para Manajer
Organisasi selalu membutuhkan manajer yang terlatih untuk menggantikan posisi manajer jenjang lebih tinggi yang keluar untuk mengambil keuntungan dari peluang yang lain. Peluang seperti itu juga memungkinkan manajer puncak mengevaluasi kemampuan para manajer lokalnya. Manajer-manajer yang menghasilkan keputusan terbaik adalah manajer yang bisa dipromosikan.
Meningkat Daya Saing
Pada perusahaan yang sangat tersentralisasi, margin laba secara keseluruhan mampu menutupi ketidakefisienan yang terjadi diberbagai divisinya. Perusahaan-perusahaan besar sekarang menemukan bahwa mereka tidak mampu mempertahankan suatu divisi yang tidak berdaya saing. Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan kinerja suatu divisi atau pabrik adalah memperkenalkannya lebih jauh pada kekuatan-kekuatan pasar.
Keunggulan dan Kelemahan Desentralisasi
Desentralisasi memiliki lima keunggulan utama:
- Manajemen puncak dibebaskan dari pemecahan persoalan sehari-hari yang banyak sehingga memiliki peluang untuk berkonsentrasi pada strategi, keputusan, dan kegiatan koordinasi.
- Manajer tingkat lebih rendah umumnya memiliki informasi yang lebih terperinci dan lebih baru mengenai kondisi setempat dibandingkandengan para manajer puncak.
- Pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada manajer pada tingkat yang lebih rendah membuat mereka dapat lebih cepat memberikan respons kepada para pelanggan.
- Desentralisasi memberikan pengalaman pengambilan keputusan kepada para manajer tingkat lebih rendah yang nantinya diperlukan jika mereka dipromosikan ketingkat yang lebih tinggi.
- Pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada manajer tingkat lebih rendah sering kali meningkatkan motivasi mereka, sehingga dapat meninggkatkan kepuasan kerja dan tingkat retensi karyawan.
Desentralisasi memiliki kelemahan sebagai berikut:
- Manajer pada tingkat lebih rendah membuat keputusan-keputusan tanpa sepenuhnya memahami gambaran besar.
- Di suatu organisasi yang betul-betul terdesentralisasi, mungkin terjadi kurang koordinasi di antara manajer yang memiliki otonom. Masalah ini dapat dikurangi dengan mendefinisikan secara jelas strategi perusahaan dan mengomunikasikannya secara efektif keseluruh organisasi.
- Manajer tingkat yang lebih rendah mungkin memiliki tujuan yang berbeda dari tujuan perusahaan secara keseluruhan. Persoalan ini dapat diatasi dengan merancang sistem evaluasi kinerja yang memotivasi manajer untuk membuat keputusan yang sejalan dengan kepentingan perusahaan.
- Dalam suatu organisasi yang sangat terdesentralisasi, mungkin lebih sulit untuk secara efektif menyebarkan gagasan-gagasan yang inovatif. Masalah ini dapat diminimalkan melalui penggunaan sistem intranet yang efektif, yang memungkinkan karyawan berbeda lokasi dapat mengetahui dan berbagi ide atau pengetahuan mereka secara elektronik.
Desentralisasi dan Pelaporan Segmen
Desentralisasi yang efektif memerlukan adanya pelaporan tersegmen selain laporan laba rugi perusahaan secara keseluruhan, juga diperlukan laporan untuk masing-masing segmen merupakan bagian atau aktivitas organisasi yang memuat data biaya, penjualan, atau laba yang diperlukan oleh manajer.
Contoh segmen adalah divisi sebuah perusahaan, wilayah penjualan, unit-unit toko, pusat layanan, pabrik, departemen pemasaran, pelanggan individu, dan lini produk, operasi perusahaan dapat tersegmentasi dengan banyak cara.
Terdapat beberapa prinsiperdapat beberapa prinsip penting dalam penyusunan laporan laba rugi tersegmen yang akan bermanfaat bagi para manajer. Prinsip-prinsip ini diilustrasikan:
- Tingkat Laporan Tersegmen, Bagian laporan laba rugi dengan format konstribusi untuk seluruh perusahaan tampak pada bagian paling atas tampilan dalam kolom berjudul Total Perusahaan. Di sisi kanan kolom ini terdapat dua kolom masing-masing untuk kedua divisi. Dapat dilihat bahwa margin divisi adalah $60.000 untuk Divisi Produk Bisnis dan $40.000 untuk Divisi Produk Konsumen. Ini merupakan bagian laporan secara khusus diminta oleh manajer-manajer divisi perusahaan.
- Penjualan dan Margin Konstribusi, Untuk menyusun laporan laba rugi dari suatu segmen tertentu, beban-beban variabel dikurangkan dari penjualan untuk menghasilkan margin konstribusi segmen tersebut.
- Biaya Tetap yang Dapat Ditelusuri dan Biaya Tetap Umum, Biaya tetap yang dapat ditelusuri (tracable fixed cost) dari suatu segmen adalah biaya tetap yang terjadi dikarenakan keberadaan segmen tersebut. Jika segmen tersebut tidak ada, biaya tetap tersebut tidak akan pernah terjadi dan jika segmen tersebut dihilangkan, biaya tetap tersebut akan menghilang. Biaya umum (common fixed cost) adalah biaya tetap yang mendukung operasi lebih dari satu segmen, tetapi btidak dapat ditelusuri seluruhnya atau sebagian ke segmen manapun. Meskipun suatu segmen dihilangkan, tidak akan ada perubahan biaya tetap umum yang sesungguhnya.
Referensi
Mowen, Maryanne, dkk. 1995. Akuntansi Manajer. Jakarta: Salemba Embat.
Simamora, Henry. 2005. Akuntansi Manajemen. Salemba Empat. Jakarta.
Comments
Post a Comment