Faktor-Faktor Eksternal Organisasi dan Tanggung Jawab Sosial Manajer

Tanggung Jawab Sosial Manajer dan Faktor Lingkungan Ekstern Organisasi

Seluruh manajer seharusnya tidak hanya memusatkan perhatiannya pada lingkungan internal organisasi, tetapi juga menyadari pentingnya pengaruh lingkungan eksternal terhadap organisasi yang dikelolanya. Manajer perlu mempertimbangkan unsur-unsur dan kekuatan-kekuatan lingkungan eksternal dalam setiap kegiatannya. Manajer harus mengidentifikasi, menganalisa, mengevaluasi, mendiagnosa, dan bereaksi terhadap kekuatan-kekuatan lingkungan, baik berupa kesempatan-kesempatan, risiko-risiko, maupun ancaman-ancaman yang mempunyai pengaruh pada operasi organisasi (perusahaan). 

Faktor - Faktor Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal terdiri atas unsur-unsur di luar organisasi yang sebagian besar tak dapat dikendalikan dan berpengaruh dalam pembuatan keputusan oleh manajer. Organisasi mendapatkan masukan-masukan yang dibutuhkan, seperti bahan baku, dana tenaga kerja, dan energi dari lingkungan eksternal, mentransformasikan menjadi produk dan jasa, dan kemudian memberikan sebagai keluaran-keluaran kepada lingkungan eksternal.

Lingkungan eksternal mempunyai baik unsur-unsur yang berpengaruh langsung (lingkungan ekstern mikro) yang berpengaruh tidak langsung (lingkungan ekstern makro). Lingkungan ekstern mikro terdiri dari pesaing, penyedia, langganan, lembaga-lembaga keuangan, pasar tenaga kerja, dan perwakilan-perwakilan pemerintah. Unsur-unsur lingkungan ekstern makro mencakup teknologi, ekonomi, politik, dan sosial yang mempengaruhi iklim di mana organisasi beroperasi dan mempunyai potensi menjadi kekuatan-kekuatan sebagai lingkungan ekstern mikro.
Lingkungan Ekstern Mikro

Komponen-komponen lingkungan ekstern mikro yang paling penting adalah para pesaing yang dihadapi perusahaan, langganan yang harus dilayani, pasar tenaga kerja, lembaga-lembaga keuangan, para penyedia (supliers) dan perwakilan-perwakilan pemerintah. Tentu saja beberapa lingkungan ekstern mikro lainnya penting juga diperhatikan, walaupun tingkat pengaruhnya berbeda, seperti saluran distribusi yang digunakan, media, asosiasi-asosiasi bisnis, kelompok-kelompok pecinta lingkungan, dan kelompok-kelompok politik tertentu yang sebagian besar merupakan perwujudan potensi pengaruh lingkungan ekstern makro.

Lingkungan Ekstern Makro

Lingkungan ekstern makro mempengaruhi organisasi dengan dua cara. Pertama, kekuatan-kekuatan di luar tersebut mempengaruhi suatu organisasi secara langsung atau tidak langsung melalui satu atau lebih unsur-unsur lingkungan ekstern mikro. Kedua, unsur-unsur lingkungan makro menciptakan iklim, misal teknologi tinggi, keadaan perekonomian cerah atau lesuh dan perubahan-perubahan sosial di mana organisasi ada dan harus memberikan tanggapan.

Lingkungan ekstern makro terdiri dari faktor-faktor teknologi, ekonomi, politik, sosial, dan dimensi internasional sebagai kekuatan-kekuatan yang berada di luar jangkauan perusahaan dan biasanya terlepas dari situasi operasional perusahaan, dengan organisasi jarang memiliki kekuatan untuk memberikan pengaruh baik yang berarti. Sebagai contoh, teknologi komputer saat ini mungkin membuat perolehan, penyimpanan, dan pemindahan informasi dalam jumlah yang besar. Keadaan perekonomian yang dilandasi resesi akan menyebutkan dunia usaha lesu, dengan perusahaan-perusahaan tidak mempunyai kemampuan untuk memperbaiki kecenderungan negatif keadaan ekonomi tersebut.

Organsasi dan Lingkungan

Lingkungan ekstern mempengaruhi manajer-manajer bervariasi menurut tipe dan tujuan organisasi. Hal ini berbeda di antara posisi-posisi dan fungsi-fungsi dalam suatu organisasi dan bahkan antara tingkatan-tingkatan hirarki di dalam organisasi. Jadi, Manajer pada perusahaan A mungkin lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor dalam lingkungan ekstern dibanding manajer pada perusahaan B, eksekutif dipengaruhi lebih dari pada pekerja klerikal, dan pegawai administrasi dibanding manajer divisi penjualan.

Karena mempunyai kekuasaan yang lebih besar dan pandangan yang lebih luas, para manajer di tingkat atas dalam organisasi memikul tanggung jawab yang lebih besar untuk pengelolaan hubungan dengan lingkungan ekstern dibanding para manajer tingkat bawah. Manajer puncak memainkan peranan kunci sebagai pemandu penyesuaian organisasinya dengan peraturan-peraturan baru, dalam pengawasan perancangan kembali produk, dan dalam pencapaian keadilan kerja dan kesempatan karier bagi karyawan.

Manajer dan organisasinya memberikan tanggapan terhadap lingkungan ekstern baik melalui usaha mempengaruhi lingkungan ekstern mikro, dan peramalan serta penyesuaian dengan kecenderungan lingkungan ekstern makro.

Tanggung Jawab Sosial Manajer

Tanggung jawab sosial berarti manajemen mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi di dalam pembuatan keputusannya. Tanggung jawab sosial perusahaan ini merupakan salah satu tugas yang harus dilakukan oleh para manajer organisasi perusahaan, karena aspek ini merupakan syarat utama bagi berhasilnya perusahaan, terutama untuk jangka panjang. dengan demikian, manajer sekarang dituntut untuk mengimplementasikan etika berusaha, terutama dalam hubungannya dengan langganan, karyawan, penemu teknologi, lembaga-lembaga pendidikan, perusahaan-perusahaan lain, para penyedia, kreditor, pemegang saham, pemerintah, dan masyarakat pada umumnya.

Etika berkenaan dengan pendapat tentang benar dan salah, lebih khusus dengan kewajiban moral seseorang pada masyarakat. Etika ini merupakan sistem ungkapan-ungkapan yang menyangkut perilaku, perbuatan dan sikap manusia terhadap peristiwa-peristiwa yang dianggap penting dalam hidupnya. Penentuan etika dan benar salah adalah sulit, karena dalam kenyataannya standar-standar moral berubah setiap waktu. Kelompok-kelompok yang berbeda dalam masyarakat yang sama mungkin mempunyai gagasan-gagasan tentang benar dan salah yang saling bertentangan. bagaimana pun juga, etika para manajer akan sangat mempengaruhi keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatan organisasi. Tentunya etika manajer harus mendasarkan diri pada nilai-nilai atau standar moral yang dianggap baik dan luhur dalam suatu lingkungan atau masyarakat.

Ada lima faktor yang mempengaruhi keputusan-keputusan pada masalah etika, antara lain sebagai berikut:
  1. Hukum. 
  2. Peraturan-peraturan pemerintah.
  3. Kode etik industri dan perusahaan.
  4. Tekanan-tekanan sosial.
  5. Tegangan antara standar perorangan dan kebutuhan organisasi.
Faktor-faktor ini mempengaruhi etika manajer dengan tingkatan dan pada bidang-bidang fungsi yang berbeda-beda. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa dalam dekade sekarang ini, para manajer semakin dituntut untuk mengikuti dan mentaati hukum dan standar-standar etika masyarakat. Pada waktu yang sama, perhatian manajer harus dipusatkan pada pemberian tanggapan-tanggapan organisasi terhadap masalah sosial. Hal ini mempunyai dua konsikuensi utama. Pertama, banyak oganisasi sekarang mengesampingkan tujuan utamanya maksimalisasi keuntungan, dan mengalihkan ke pemenuhan kebutuhan-kebutuhan masyarakat dengan perolehan keuntungan yang secukupnya. Kedua, pencapaian hasil-hasil yang lebih baik dalam pelaksanaan fungsi tanggung jawab sosial perusahaan sekarang menjadi semacam peralatan untuk membantu sukses organisasi. Bagaimana para manajer memelihara penanganan masalah-masalah sosial akan mencerminkan etika pribadinya, kebijaksanaan-kebijaksanaan organisasi, dan nilai-nilai sosial perusahaan pada periode waktu tertentu.

Visit My YouTube Channel :

Referensi

Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. BPFE-Yogyakarta: Yogyakarta

Comments

Popular posts from this blog

Cara Mencatat Dividen, Pembelian, Penjualan, Akuisisi, dan Pendapatan pada Investasi Saham

Organisasi Sektor Publik : Pengertian, Ruang Lingkup, Perkembangan, Tujuan, Karakteristik, Jenis Jenis, Perbedaan, dan Persamaan Organisasi Sektor Publik dan Sektor Swasta

Organisasi Non Laba dan Non Pemerintahan (Universitas dan Rumah Sakit)